Ransiki, TABURAPOS.CO – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Christofol R. Mandacan, S.Pd, M.Eng, melanjutkan studi program doktor (S3) pada Universitas Papua (UNIPA) Manokwari,
Dalam menyelesaikan program doktor, Mandacan melakukan penelitian untuk menyelesaikan disertasinya dengan mengambil judul tentang lingkungan. Dalam penelitian itu, dia menganalisis kelayakan program adiwiyata pada sekolah-sekolah di Kabupaten Mansel.
Mandacan menjelaskan, program adiwiyata sebenarnya sudah diterapkan di Kabupaten Mansel pada masa saat dia menjadi Kerala Dinas Pendidikan dulu, bahkan sudah digenjot sampai Tingkat Provinsi. Hanya saja, program tersebut tidak berjalan dengan baik karena terdapat beberapa kendala.
Ia mengungkapkan, kendala yang dihadapi yakni kesiapkan sekolah dalam menyiapkan dokumen pendukung, minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola sekolah peduli lingkungan dan fasilitas di sekolah-sekolah di Kabupaten Mansel yang belum memenuhi syarat.
“Tujuan saya mengambil penelitian ini untuk memacu sekolah-sekolah di Kabupaten Mansel untuk peduli lingkungan,” kata Mandacan kepada Tabura Pos dan media online PTC di ruang kerjanya, belum lama ini.
Berbicara tentang kebersihan lingkungan, dia menegaskan, harus dimulai dari anak usia sekolah, lingkungan keluarga dan juga lingkungan sekolah, sehingga anak-anak menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan baik di sekolah dan lingkungan bermasyarakat.
Mandacan menambahkan, kini ada 44 sekolah yakni SD, SMP dan SMA di Kabupaten Mansel yang menjadi object penelitiannya untuk menyelesaikan program doktor. Sambung dia, responden yang di pakai berasal dari siswa-siswi itu sendiri, para guru dan kepala sekolah dewan komite sekolah.
Putra kerukunan suku besar Arfak ini mengakui, dia juga mengambil object penelitian dari beberapa sekolah pendamping di luar Kabupaten Mansel. Diantaranya, SMP di Jogjakarta, SMP dan SMA di Jayapura, SD di Sorong serta SD, SMP dan SMK di Kabupaten Manokwari.
Sekolah-sekolah yang dijadikan object penelitian sebagai sekolah pendamping adalah sekolah yang pernah mendapat program adiwiyata, sehingga dapat dijadikan sekolah pembading bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Mansel.
Setelah menyelesaikan program doktor nanti, dirinya berencana menyiapkan sekolah adiwiyata di Kabupaten Mansel, supaya kedepannya bisa terjun langsung di Kanca Nasional, serta menjadi contoh sekolah berbasis lingkungan bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Mansel.
BACA JUGA: Penemuan Mayat Perempuan di Pantai Bobo Gegerkan Warga Mansel
“Saya punya impian hadirkan sekolah bermodel lingkungan yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa-siswi dalam menjalani merdeka belajar. Karena berbicara program adiwiyata salah satu syarat sekolah harus memiliki kebun sekolah dan taman bunga dengan berbagai jenis pohon, yang paling penting sekolah punya MCK yang bersih, ” ujar dia.
Sekolah bermodel lingkungan atau program adiwiyata juga harus menata ruang belajar dengan baik dan memiliki himbauan peduli terhadap lingkungan.
Dirinya berharap, sekolah bermodel lingkungan atau program adiwiyata bisa didukung kepala daerah supaya dapat di mulai dari Tingkat SD, sehingga program ini turun-temuran hingga SMP dan SMA atau SMK, sehingga dapat melahirkan generasi muda dan manusia-manusia yang peduli lingkungan. [BOM-R4]