Manokwari, TP – Pembangunan Pasar Sentral Sanggeng membutuhkan tambahan anggaran kurang lebih senilai Rp40 miliar lagi di luar nilai kontrak Rp148 miliar.
Kepala Seksi Wilayah II Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Papua Barat, Pieter Boroh mengatakan, tambahan Rp40 miliar untuk menutupi pembiayaan kebutuhan tiang pancang.
Ia menjelaskan, dibutuhkannya tambahan anggaran senilai Rp40 miliar, karena ada perbedaan dimensi pada kebutuhan tiang pancang.
Boroh mengungkapkan, kebutuhan tiang pancang sesuai perencanaan pada kontrak hanya membutuhkan 12-14 meter. Akan tetapi, setelah pengerjaan ternyata membutuhkan 18-22 meter.
Dikatakannya, terjadinya kekurangan tiang pancang karena konsultan pada saat perencanaan melakukan penyelidikan tanah dengan mengambil sampel dari luar kawasan. Waktu itu, konsultan tidak melakukan penyelidikan tanah di kawasan pasar karena terhalang aktivitas pasar.
“AKhirnya, pengerjaan harus menyesuaikan volume tiang pancang, karena mengutamakan keselamatan dalam struktur bangunan, sehingga terjadi kekurangan anggaran,” jelas Boroh kepada wartawan setelah mendampingi Bupati Manokwari, Hermus Indou meninjau lokasi Pasar Sanggeng, Jumat (10/5/2024).
Ia menerangkan, BPPW Papua Barat sudah menyurati Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR perihal kebutuhan tambahan anggaran tersebut agar bisa mendapatkan tambahan dari APBN.
Selain itu, BPPW Papua Barat juga telah berkoordinasi dengan Pemda Manokwari dan Pemprov Papua Barat agar kekurangan anggaran tersebut bisa dianggarkan dalam APBD.
“Kita sudah bertemu dengan Pak Bupati Manokwari dan Pak Bupati berkomitmen akan mengupayakan pembangunan Pasar Sanggeng sampai selesai,” pungkasnya.
Kepala Seksi Wilayah II BPPW Papua Barat menambahkan, kekurangan anggaran Rp40 miliar tersebut sangat signifikan untuk pembangunan Pasar Sentral Sanggeng. Sebab, sertifikat layak fungsi belum akan dikeluarkan bila pembangunan belum rampung.
“Sesuai kontrak Rp148 miliar pembangunan ditargetkan selesai September 2024. Dengan penambahan Rp40 miliar diperkirakan membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan penyelesaian,” pungkasnya.
Usai meninjau Pasar Sentral Sanggeng, Bupati yang disamping sejumlah pimpinan OPD juga meninjau Ruang Terbuka Publik (RTP) Borasi.
Bupati merasa puas melihat perkembangan pembangunan Pasar Sentral Sanggeng yang sudah mencapai 48 persen dan RTP Borasi yang sudah 52 persen.
“Peninjauan pembangunan Pasar Sentral Sanggeng dan RTP Borasi untuk monitoring dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan agar terdapat kesesuaian antara perencanaan dan pembangunannya,” jelas Hermus kepada wartawan di RTP Borasi.
Hermus berharap, dua proyek strategis ini dapat rampung sesuai waktu yang ditargetkan agar paling lama di tahun 2025 sudah bisa difungsikan dan beroperasi dinikmati masyarakat. [SDR-R4]