
Sekum DAP Wilayah III Doberay, Zakarias Horota
Manokwari, TP – Pimpinan dan Jajaran Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay menyampaikan dirgahayu ke – 9 Tahun bagi Media Cetak Harian Pagi Tabura Pos, tepatnya, Kamis (9/12). Semoga eksis serta tetapi mengawal suara masyarakat adat dalam rangka mewujudkan keadilan bagi mereka.
Sekretaris Umum (Sekum) DAP Wilayah III Doberay, Zakarias Horota menyampaikan apresiasi bagi media cetak Tabura Pos yang selalu memberikan pencerahan bagi publik Papua Barat melalui pemberitaan – pemberiaan yang akurat, tegas, santun, dan cerdas.
“Kami berharap diusia media Tabura Pos yang ke 9 Tahun ini dapat tetap eksis dan komitmen mengawal perjuangan hak – hak dasar masyarakat adat Papua yang ingin dihormati dan dihargai. Kiranya lewat pemberitaan media Tabura Pos masyarakat adat termotivasi untuk tetap berjuang,” kata Horota yang dihubungi Tabura Pos melalui sambunga teleponhya, Kamis (9/12).
Lebih lanjut, kata Horota, persoalan yang dihadapi masyarakat adat Papua semakin hari semakin kompleks dan semakin berat, karena menghadapi tantangan ekonomi, sosial, politik dan tantangan lainnya. Perubahan ini, lanjut Horota, berdamping dengan dinamika pembangunan yang terjadi di daerah.
Apalagi, tambah Horota, pasca revisi Undang – undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Bagi Provinsi Papua dan Papua Barat. Jelas, masyarakat adat harus menjadi subjek pembangunan diatas wilayah adatnya sendiri dan harus diprioritaskan serta diimplementasikan dalam bentuk konkrit.
Sehingga, sambung Horota, 20 tahun kedepan seperti yang ditawarkan lewat RVV Otsus perubahan kedua benar – benar ada target – target yang tercapai.
” 20 tahun otsus berjalan ini mungkin bagi pemerintah berjalan tetapi tidak maksimal, tapi bagi kami masyarakat adat Papua Otsus gagal, karena otsus tidak dinikmati masyarakat Papua secara umum dan hanya dinikmati oleh segelinter orang,” ujarnya.
Sekali lagi, pinta Horota, media Tabura Pos dapat memberikan ruang publik tersendiri bagi masyarakat adat untuk mereka menyampaikan pandangan – pandangan mereka tentang perubahan, ekonomi, sosial dan politik yang terjadi di tanah ini setiap saat. agar masyarakat mengetahui perubahan itu dan tidak kaget kalau hutan adat mereka dibongkar, karena adanya Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Daerah yang tadinya kampung, naik status menjadi distrik jadi kabupaten dan membangun fasilitas pemerintahan dan sebagainya. Ini perubahan – perubahan yang akan terjadi kedepan, tetapi lewat media Tabura Pos ini masyarakat adat dapat mengetahui perubahan dan melakukan persiapan diri menghadapi perubahan – perubahan mendatang,” tandas Horota. [FSM-R4]