Manokwari, TP – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Manokwari, melalui Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Pengaduan Lingkungan (P3KHPL) bersama mitra Laboraorium PPLH Unipa, mengambil sampel air atas dugaan pencemaran Kali Wariori, Distrik Masni.
Kepala Bidang P3HPL, Yohanes Ada’ Lebang menjelaskan, pengambilan sampel air Kali Wariori, Distrik Masni, telah dilakukan pada Rabu (8/12) di damping Kepala Seksi Pengaduan Lingkungan, Otis Sibi.
Pengambilan sampel ari kali tersebut jelas Lebang, sebagai upaya cepat dan bentuk tanggungjawab pelayanan kepada masyarakat dalam mencegahan dan meminamilisir dampak yang akan terjadi jika fakta pencemaran air dimaksud terbukti.
“Setelah berkoordinasi dan mendapat petunjuk oleh pimpinan (Kepala DLHP Kabupaten Manokwari-red), kami melakukan koordinasi kepada pihak kampung dan mitra Laboratorium PPLH Unipa terkait pelaksanaan pengambilan sampel air dan didukung 2 tenaga pengambil sampel, serta atas dukungan semua pihak semua proses berjalan lancar,” jelas Lebang dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tabura Pos via WhatsApp, Kamis (9/12).
Lanjut Lebang, pengambilan sampel air dilakukan di tiga titik yaitu, bagian Hilir Kampung Bowi Subur, dimana pertemuan aliran air Kali Koyani dan Kali Wariori, titik kedua di Kali Koyani atau Bowi bendungan BBI dan titik ketiga sampel air permukaan pada Kali Wariori jembatan/ S=00⁰. 51′. 9.71” dan E=133⁰.39′. 6.23”.
Diungkapkanya, karena DLHP Manokwari belum memiliki sumber daya baik gedung Laboratorium, peralatan dan tenaga Laboratorium, sehingga akan dilakukan Uji Laboratorium berupa Parameter Kimia Organik diantaranya seperti, pH, Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kimia Organik (minyak dan lemak) pada Laboratorium PPLH Unipa.
Sedangkan khusus untuk parameter Merkuri (Hg / Hydrargyum, air/cairan perak) akan dilakukan pada Laboratorium BPOM Manokwari dengan masa tunggu selama 14 hari kerja.
“Kami berharap semua pihak sama-sama menantikan hasilnya dan diharapkan mampu menjawab serta mendapat solusi dari hasil uji laboratorium tersebut,” pungkas Lebang
Lebang menambahkan, pemgambilan sampel air di tiga titik di Kali Wariori, turut didampingi Tenaga Ahli Bupati Manokwari Bidang Pertanian dan Perkebunan, Edy Waluyo.
Pada kesempatan itu ungkap Lebang, Waluyo mengapresiasi respon cepat yang dilakukan oleh tim dari P3KHPL Dinas Lingkungan Hidup, atas laporan warga dampak lingkungan adanya penurunan kualitas air yang digunakan yaitu aliran air irigasi Kali Wariori yang diduga telah tercemar dengan pengambilan sampel air untuk segera dilakukan pengujian laboratorium.
Selain itu, jelas Lebang, Kepala Kampung Bowi Subur Sp-6, Purwadi juga turut terlibat dalam pengambilan sampel air, dirinya merasa pengambilan sampel air bisa menjawab keluh kesah warga masyarakat.
Kata Purodadi jelas Lebang, kondisi saat ini di Kampung Bowi Subur, terjadi pendangkalan di saluran tersier, pendangkalan di ladang-ladang dengan adanya tanah yang datang membuat tanah semakin keras sehingga tanaman padi dan sayuran sulit tumbuh.
“Kepala Kampung Sumber Boga SP-7, Slamet Iriandi, juga menyampaikan dan berharap dengan adanya kunjungan langsung dari DLHP Kabupaten Manokwari walaupun belum dapat langsung mengetahui hasil pengambilan sampel air. Kondisi saat ini belum dapat menjawab panen raya, karena kondisi juga sama yang terjadi di Kampung Bowi Subur karena adanya dugaan pencemaran air Kali Wariori seperti matinya ikan-ikan dikolam serta kerdilnya tanaman padi juga sayuran,” pungkas Lebang seraya mengulangi keterangan kepala kampung. [*SDR-R4]