
Manokwari, TP – Sembilan pimpinan daerah yang berada di kawasan Teluk Cenderawasih, baik di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat me-launching Sail Teluk Cenderawasih (STC) di Pulau Mansinam, Manokwari, Sabtu (5/2).
Launching diawali ibadah syukur Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil (HUT PI) ke-167, dilanjutkan launching STC oleh 9 kepala daerah disaksikan perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, perwakilan Bappenas, perwakilan Kementerian Kelautan, dan perwakilan Kementerian Luar Negeri.
Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Velix V. Wanggai mengatakan, hari ini ada kesepakatan bersama sebagai modal bersama menyatukan hati, langkah dan gerak melalui pelaksanaan even STC.
“Kegiatan STC adalah sebuah perjuangan bersama. Pelaksanaan STC ini sebagai bagian dalam rencana induk percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat ke depan untuk tahun 2022-2041 sebagaimana amanat dari Undang-undang Otsus dan PP Nomor 106 Tahun 2021 dan Nomor 107 Tahun 2021,” rinci Wanggai dalam sambutannya pada acara launching STC di Mansinam.
Pemerintah Papua, Papua Barat, dan Pemerintah Pusat, kata dia, memiliki desain besar untuk pembangunan Papua 20 tahun ke depan dan akan dihadirkan Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat untuk 20 Tahun ke Depan.
Sehingga, ia menjelaskan, kehadiran staf khusus menteri, jajaran Kementerian Bappenas hadir bersama beberapa kementerian di Papua Barat untuk melakukan konsultasi bersama Pemprov Papua dan Papua Barat dalam seminggu terakhir ini, begitu juga dengan DPR Papua Barat dan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB).
Menurut Wanggai, pelaksanaan STC sebagai payung besar untuk menyatukan dan memadukan berbagai kegiatan, baik kegiatan ekonomi, infrastruktur, sosial, budaya, konektivitas, dan semua kegiatan dalam konteks pembangunan sumber daya manusia.
“Kita berharap, desain STC ini adalah desain yang memiliki skala internasional. Kalau di tahun 2014 lalu pelaksanaan Sail Raja Ampat, maka perjuangan kita ke depan adalah pelaksanaan STC. Kami berharap pelaksanaan STC tidak sekedar seremonial saja, tapi kegiatan yang memiliki makna dalam pengembangan di bidang ekonomi, sosial masyarakat di tanah Papua,” tandas Wanggai.
Sementara perwakilan Provinsi Papua, Jowel Wamafma menerangkan, pelaksanaan even STC direncanakan kurang lebih 4 tahun dan penggagas kegiatan adalah Bappeda Provinsi Papua yang ditangkap Bupati Biak Numfor.

Untuk itu, kata dia, Bappeda Provinsi Papua melakukan kolaborasi perencanaan yang dilakukan oleh Biak Numfor dan Bappenas, sehingga rencana pelaksanaan even STC bisa berjalan.
“Semua ini boleh terjadi karena kuasa Tuhan dan tadi pagi kita sudah beribadah bersama untuk me-launching even STC. Sebenarnya, saya mewakili Kepala Bappeda Papua, tetapi tidak mengurangi rasa hormat kita,” tandas Wamafma.
Sedangkan Asisten II Setda Provinsi Papua Barat, Melkias Werinussa mengatakan, tanah Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi dengan panorama keindahan yang sangat mempesona di berbagai tempat serta keanekaragaman spesies hayati di gunung, lembaga, bukit, sungai, danau, dalam laut dan di sepanjang pantai.
Di samping itu, kata dia, terdapat keanekaragaman budaya dan seni serta berbagai arsitektur rumah adat dan cagar budaya yang tersebar di pelosok tanah Papua. Potensi dan ciri khas ini yang menjadi daya tarik wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara untuk ingin tinggal berlama-lama di tanah Papua.
“Papua dan Papua Barat pada prinsipnya memiliki kesamaan visi dan misi untuk mengangkat sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan untuk diangkat dalam rangka mengelola sumber daya alam di tanah Papua dengan mengelola keindahan alam tanah Papua. Itu artinya, masyarakat lebih memahami akan kelestarian lingkungan, tetapi juga menikmati jasa lingkungan di mana mereka berada,” terang Werinussa.
Untuk itu, lanjut dia, pelaksanaan STC adalah kebijakan Pemerintah Pusat dan daerah di Teluk Cenderawasih, baik di Papua dan Papua Barat, adalah momen yang tepat untuk bersama-sama menjalankan produk perekonomian di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih sebagai salah satu kawasan strategis parawisata nasional sesuai rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPANAS).
Menurutnya, dengan prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan di tanah ini, pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta pariwisata yang berbasis masyarakat dengan memberikan kesempatan seluasnya bagi masyarakat lokal untuk terlibat langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan dan pembangunan pariwisata.
Di samping itu, Werinussa menyebutkan, pembangunan pariwisata di Papua dan Papua Barat adalah pembangunan kepariwisataan secara terpadu antarsektor dan antarstakeholder.
“Dengan launching STC ini, marilah kita sukseskan pembangunan kepariwisataan Provinsi Papua dan Papua Barat,” pungkas Werinussa. [FSM-R1]