
Manokwari, TP – Yohanis Rohrohmana mahasiswa angkatan 2019 Program Studi Diploma Tiga (D3) Manajemen Hutan Alam Produksi, Fakultas Kehutanan (Fahutan), Universitas Papua (Unipa) dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude atau pujian.
Menjadi kebanggan tersendiri bagi pria kelahiran Fakfak, 27 Maret 2000. Di bulan kelahirannya Yohanis Rohrohmana mampu dan berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dengan predikat yang luar biasa.
Awalnya, kata Rohrohmana, dirinya memilih untuk masuk berkuliah di Fakultas Teknik Informatika Unipa. Namun, karena sudah terdaftar di Fahutan akhirnya dirinya tetap memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan di Fahutan Unipa.
“Awal – awalnya memang tantangannya sangat besar tetapi, karena saya ingin masuk jurusan Teknik Informatika sesuai dengan hobby saya. Namun, karena sudah terdaftar dan ada motivasi dari kedua orang tua saya akhirnya saya memberanikan diri untuk tetap semangat untuk kuliah,” kata Rohrohmana kepada Tabura Pos di Fahutan Unipa usai acara pelepasan wisudawan – wisudawati Fahutan, Rabu (23/3/2022).
Dalam menjalani perkuliahan, kata Rohrohmana, ada salah satu mata kuliah yang teman – teman beranggapan sangat sulit seperti mata kuliah fisik. Tetap, kalau ada kemauan, kerja keras dan ada motivasi dari orang – orang terdekat, maka hal -hal yang mungkin dianggap sulit itu akan mudah.
Berasal dari kota yang dijuluki sebagai kota penghasil Pala membuat Rohrohmana memiliki tekad kuat untuk meneliti lebih lanjut tentang manfaat dari tanaman biji pala. Sehingga, ditugas akhir kuliahnya dirinya mengambil penelitian dengan judul ‘Potensi Aktual Jenis Tanaman Pala di Kebun Anggori Unipa,’
Anak ke – 6 dari pasangan David Rohrohmana dan Feronika Hindom ini mengaku bahwa, judul penelitian yang dibawanya merupakan judul terbaru dan sekaligus sebagai tambahan koleksi riset bagi Fahutan Unipa.
Mungkin, kata Rohrohmana, dirinya adalah satu dari sekian banyak mahasiswa Fahutan Unipa yang melakukan penelitian terkait potensi aktual jenis tamanan pala di Kebun Anggori Unipa.
“Sejuah ini belum ada mahasiswa Unipa yang melakukan penelitian terkait tanaman pala. Tanaman pala ini sudah ada di kebun Anggori Unipa sejak 1996. Namun, pengelolaan dan informasinya tidak disebar luaskan serta dokumen itu hilang enta kemana,” terang Rohrohmana.
Sehingga, tambah Rohrohmana, tidak adanya dokumen atau informasi pengetahuan di perpustakaan Unipa terkait jenis tanaman pala membuat dirinya kesulitan dalam mencari buku – buku sebagai referensi.
Banyak jalan menuju Roma, mungkin pepatah ini dapat melukiskan kegigihan seorang Yohanis Rohrohmana dalam mencari sumber – sumber referensi guna memperkuat hasil penelitiannya.
“Saya berkoordinasi dengan bapak Dr. Antoni Ungirwalu, beliau sarankan saya untuk mengambil judul terkait potensi pala, saya beranggapan bahwa saya anak Fakfak dan budaya saja adalah menghasilkan biji pala. Saya punya cita – cita untuk tunjukan ke dunia bahwa biji pala mempunyai kualitas terbaik,” ungkap Rohrohmana.
Lebih lanjut, kata Rohrohmana, dalam penelitian ini lebih melihat jenis tanaman yang ada di kebun Anggori Unipa. Dari informasi awal, sebanyak 500 koleksi bibit tanaman pala yang diambil dari Fakfak untuk ditanam di kebun Anggori Unipa.
Hanya saja, sambung dia, sejak tahun 2018 tersisa 82 pohon namun, setelah dirinya melakukan penelitian terungkap tinggal 81 pohon pala di kebun Anggori Unipa. Menurutnya, pihak pengelola kebun percobaan juga harus mengambil bagian dalam hal ini.
Sebab, tambah dia, salah satu penyumbang pemasukan terbesar dari Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Kebun percobaan adalah biji pala. Di tahun 2000 kebawah hasil biji pala sangatlah banyak hingga perton dan memberikan sumbangsih pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Tentunya, terang Rohrohmana, dirinya akan pulang kembali ke kampung halamannya dan disana dirinya akan membangun relasi dengan relawan konservasi maupun Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas terkait agar dapat bersama -sama mengembangkan tanaman pala, baik dari pola penanaman maupun jarak tanamnya.
Sebab, menurut Rohrohmana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat harus memperbanyak tanaman pala. Sebab, dirinya sangat yakin bahwa di tahun 2030 mendatangan tanaman pala akan menjadi komoditi unggulan bagi Papua Barat.
“Saya berharap, adik – adik tingkat saya untuk tetap semangat rajin belajar, tekun dan selalu berdiskusi bersama kakak – kakak tingkat dan dosen. Karena lewat diskusi kalian bisa banyak tahu dan berprestasi. Lewat kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada Program Studi Manajemen Hutan Alam Produksi Fahutan mau dosen pembimbing saya Dr. Antoni Ungirwalu yang sudah membimbing saya dari awal hingga saya lulus dengan predikat yang sangat luar biasa,” tutup Rohrohmana. [FSM-R4]