Manokwari, TP – Dirnarkoba Polda Papua Barat, Kombes Pol Agustinus Fernando Indra Napitupulu meminta agar semua pihak dimasing-masing wilayah turut berperan aktif dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan Narkotika di Papua Barat.
Diungkapkan Napitupulu, Rabu (30/03/2022), sejak tiga bulan terakhir pada tahun 2022 ini, Polda Papua Barat mencatat telah menerima 39 Laporan Polisi (LP) dengan barang bukti ganja yang diamankan sebanyak 3,282,90 gram, shabu 31,27 gram, Barang Berbahaya (BAYA) 3, 695 liter dengan jumlah tersangka 54 orang dan rata-rata adalah pengedar.
Barang bukti tersebut merupakan hasil penindakan 10 Satuan Kerja (Satker) jajaran Polda Papua Barat melalui Ditresnarkoba Polda Papua Barat dengan rincian 8 LP dengan barang bukti Shabu sebanyak 8,85 gram dan ganja sebanyak 845,91 gram, dan tersangka sebanyak 11 orang, yang 1 diantaranya seorang wanita.
Kemudian dari Polres Manokwari terdapat 6 LP dengan barang bukti Shabu 8,19 gram, ganja 54,18 gram dan jumlah tersangka sebanyak 6 orang. Polres Teluk Buntuni terdapat 2 LP dengan barang bukti Shabu sebanyak 8,18 gram, dan tersangka 2 orang. Polres Teluk Wondama terdapat sebanyak 2 LP dengan barang bukti ganja sebanyak 6,19 gram, BAYA jenis Minuman Keras (Miras) Cap Tikus (CT) sebanyak 20 liter dengan jumlah tersangka 4 orang.
Kemudian, Polres Sorong Kota sebanyak 9 LP dengan barang bukti Shabu sebanyak 6,05 gram, ganja 2,038,08 gram dan BAYA jenis Miras CT 15 liter dengan tersangka 14 orang. Polres Sorong terdapat 6 LP dengan barang bukti ganja 71,68 gram dan tersangka 11 orang. Polres Sorong Selatan 1 LP dengan barang bukti ganja sebanyak 20,58 gram dan 1 orang tersangka.
Selanjutnya Polres Raja Ampat LP 1 dengan barang bukti 4,04 gram tersangka 1 orang. Polres Fakfak LP 3 dengan barang bukti 39,04 gram, BAYA Miras jenis Sopi sebanyak 3.660 liter dengan tersangka 3 orang, dan dari Polres Kaimana terdapat 1 LP, dengan barang bukti ganja sebanyak 203,20 gram dan 1 orang tersangka.
Menurut Dirnarkoba, dalam upaya pencegahan, penanganan dan pemberantasan narkotika di Papua Barat tidak bisa hanya dilakukan oleh Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Papua Barat saja, melainkan butuh dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat dimasing-masing wilayah.
“Kalau kita lihat data ini cukup signifikan padahal baru tiga bulan. Ini menunjukkan masalah narkotika di Papua Barat sudah cukup mengkhawatirkan bagi generasi yang ada di Papua Barat. Kita berharap dukungan pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menangani masalah yang satu ini,” ucap Dirnarkoba.[AND-R3]
