
Manokwari, TP – Yayasan Auriga Nusantara bersama Perkumpulan Mnukwar Papua gelar Diseminasi Platform Mapbiomas Indonesia terkait Dinamika Tutupan Lahan Tanah Papua di Caffe Kotiba, Amban Manunggal, Jumat (1/4/2022).
Direktur Perkumpulan Mnukwar Papua, Sena A. B. Handoko menerangkan, kehadiran platform Mapbiomas Indonesia sebagai soluasi untuk menjawab kesulitan teman – teman atau parapihak di daerah yang selama ini sulit mengakses data terutama data dari eksekutif.
Dikatakan Sena, platform Mapbiomas Indonesia disupervisi Mapbiomas Brazil sebagai jejaring yang pertama mengembangkan Mapbiomas untuk menampilkan dinamika tutupan lahan di Brazil dan Mapbiomas Indonesia bagian dari Mapbiomas Global Network.
Untuk Indonesia, kata Sena, Yayasan Auriga Nusantara menginisiasi pembangunan Mapbiomas Indonesia melalui kolaborasi bersama HAKA Aceh, HAKI Sumsel, GENESIS Bengkulu, SAMPAN Kalbar, Save Our Borneo Kalteng, Green Of Borneo Kaltara, KOMIU Sulteng, Mnukwar Papua mengcover Papua Barat dan Jerat Papua mengcover Papua.
Dijelaskan Sena, Mapbiomas Indonesia dibangun berbasis citra landsat dengan teknologi machine learning dan cloud computing yang mengandalkan Google Earth Engine (GEE). Sebagai keluarannya adalah informasi tampilan dinamika tutupan lahan di Indonesia sejak tahun 2000.
Dirincikan Sena, ada 10 kelas tutupan lahan yang terpetakan pada Mapbiomas Indonesia saat ini diantaranya, hutan alam, mangrove, tumbuhan non-hutan, seperti savanna, hutan tanaman, sawit, pertanian lainnya, non vegetasi, tambang, tambak dan tubuh air.
“Kami menyebut keluaran Mapbiomas Indonesia sebagai Koleksi X.Y. Penamaan koleksi demikian untuk menampung pembaharuan terhadap jenis data yang sama, juga untuk periode waktu baru. Koleksi 1.0 akan menampilkan kelas tutupan lahan di atas untuk rentang tahun 2000 – 2019.
“Koleksi 1.0 ini kelak akan diperbarui oleh koleksi – koleksi berikutnya. kami sendiri berharap pada suatu koleksi nanti akan tercakup juga informasi reforestasi yang terjadi di Indonesia,” kata Sena kepada wartawan disela – sela diseminasi, kemarin.
Platform Mapbiomas Indonesia, lanjut dia, sudah dikembangkan selama 3 tahun terkahir dan saat ini pihaknya mencoba melakukan kampaye kepada para pihak, baik Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unipa, Ombudsman Perwakilan Papua Barat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para jurnalis.

Lewat Diseminasi ini, harap dia, ada kontribusi dari teman – teman atau para pihak untuk memperpadat informasi data yang ada di dalam Platform Mapbiomas Indonesia ini.
“Kebetulah untuk region Papua Barat kami dari Perkumpulan Mnukwar Papua yang diberikan kepercayaan untuk mengadopsi. Tadi pagi, kita bersama Ombudsman Perwakilan Papua Barat, kita coba diseminasi informasi ini dan Ombudsman sangat tertarik untuk menindaklanjuti memperkuat mekanisme pemantauan dan pengawasan mereka terkait dinamika pengelolaan lahan yang ada di Papua Barat,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, dengan pengembangan platform mapbiomas indonesia ini lebih mempermudah dalam metode pengawasan, pemantauan dan sebagainya lebih mudah. Tanpa menganalisa data, platform ini memberikan data yang teranalisa sesuai dengan kebutuhan penggunanya, baik terkait tutupan lahan dan sebagainya.
“Apa yang kita butuhan soal data tutupan lahan dari tahun 2000 – 2019 sudah ada. Minimal gambaran secara besarannya sudah ada nanti, dikembangkan kedepan untuk kelengkapan lainnya dengan catatan – catatan dari para pihak apa sih yang menjadi kebutuhan. Mungkin akan kita lengkapi diplatform ini, termasuk wilayah kelola masyarakat adat di Papua Barat,” ujarnya.
Menurutnya, itulah yang menjadi dasar bagi mereka yang sulit mengakses data tapi, pihaknya mencoba menyediakan data bagi publik guna melihat bagimana kondisi tutupan lahan di Indonesia.
“Tinggal kita klik saja semua data tutupan lahan dari tingkat provinsi, maupun kabupaten kota akan terbuka dengan analisa datanya dan aturan hukumnya,” terangnya.
Saat ini, lanjut dia, Mnukwar Papua bertugas untuk mengkampayekan platform ini agar teman – teman lebih memahami penggunaan platforn ini. Sehingga, lebih mempermudah teman – teman untuk mengakses data informasi sesuai kebutuhan.
Contoh, kata Sena, mungkin teman – teman media punya persoalan terkait data tutupan lahan tapi, dengan pemahaman pemanfaatkan platform ini teman – teman dapat mengakses data sendiri sesuai kebutuhannya.
“Ketika saja https://mapbiomas.nusantara.earth/ maka datanya akan keluar tapi, awalnya teman – teman harus mendaftar dulu ke GEE. Dengan mendaftar barulah teman – teman bisa mengakses data mapbiomas nusantara,” terangnya.
Disinggung terkait akurasi data platform mapbiomas Indonesia, jelas Sena, platform ini sudah dipakai oleh beberapa negara di dunia ini, pengembangannya di Brazil dan dikembangkan dibeberapa negara latin.
Contohnya, kata dia, teman – teman di Brazil menggunakan platform ini sudah sampai ketahap misalnya, nomor seri buldoser sudah tercatat perusahannya apa dan sebagainya, jika buldoser itu jika membuka lahan sampai melewati wilayahnya, maka dia akan diberikan alarm atau pemberitahuan kalau buldoser itu melewati dan masuk ke areal lindung, baik teguran pertama, kedua dan diberikan tindakan hukum.
“Kalau di Brazil sudah masuk sampai tahapan itu, di Papua Barat kita akan mencoba masuk kesitu dan sampai platform ini akan sediakan informasi sampai dimana ada pelangaran dan apa saja hukum – hukumnya. Masyarakat pun bisa melihat bahwa kalau ada pihak yang melanggar, maka ada pasal – pasal tertentu yang termuat dalam platform ini dan tinggal dipakai oleh siapa saja,” tandasnya. [FSM-R4]