• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
No Result
View All Result
Home DAERAH BINTUNI

Masyarakat Mosut Jauh Minta Pemerintah Perhatikan Jembatan Rotan Gantung dan Jalan

AdminTabura by AdminTabura
21/06/2022
in BINTUNI
0
Masyarakat Mosut Jauh Minta Pemerintah Perhatikan Jembatan Rotan Gantung dan Jalan
0
SHARES
20
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp
Aprat Kampung Inofina Frangky Muk, S.IP bersama Kepala Distrik Moskona Utara Jauh Marius Orocomna, SE saat diwancarai media ini. TP-IST

Bintuni, TP – Masyarakat Mosut Jauh, Distrik Moskona Utara, meminta pemerintah memperhatikan jembatan rotamn gantung dan jalan.

Aparat Kampung Inofina Frangky Muk, S.IP kepada media ini, Senin (20/06/2022), mengatakan, permasalahan masyarakat selama ini di Distrik MoskonaUtara Jauh (Mosut) Jauh yang beribu kota Inofina yaitu, jembatan rotan gantung dan jalan dari Distrik Moskona Utara ke Distrik Moskona Utara Jauh sampai saat ini yang masih jalan setapak dan hutan.

“Untuk dapat sampai ke Distrik Moskona Utara Jauh masyarakat dari Bintuni naik pesawat ke distrik Moskona Utara yang beribu kota Moyeba lalu 3 jam berjalan naik dan turun gunung lalu melewati jembatan rotan gantung yang panjangnya 500 meter baru kemudian mendaki gunung baru tiba di Inofina,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, apabila pesawat tidak ada maka masyarakat Kampung Inofina yang ada di Bintuni terlebih dahulu naik mobil ke Merdey baru jalan kaki ke Masui menuju Moskona Utara.

“Kalau laki-laki jalan dari Merdey ke Moskona Utara berjalan kami ditempuh selama 2 sampai 3 hari. Sedangkan perempuan dan anak-anak itu jalan kaki selama satu minggu baru sampai ke Moskona Utara. Jadi jembatan rotan gantung dan pembuatan jalan menuju Distrik Moskona Utara Jauh harus mendapat perhatian pemerintah Teluk Bintuni dalam hal ini dinas teknis yaitu Dinas PUPR Teluk Bintuni harus memprogramkan itu,” pintanya.  

Menurutnya, masyarakat saat melakukan pembangunan di Kampung Inofina membawa material harus melewati jembatan rotan gantung tersebut karena satu-satunya jalan yang digunakan warga masyarakat untuk sampai ke Inofina.

Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Distrik Moskonan Utara Jauh ini mengungkapkan, baru-baru ini kepala Kampung Inofina beserta masyarakat menggunakan dana kampung dengan membuat program pembelian mesin diesel untuk keperluan listrik di Kampung Inofina.

“Mesin diesel itu diangkat menggunakan pesawat dari Bintuni ke distrik Moskona Utara dengan biaya Rp. 24 juta. Lalu dari Moskona Utara warga masyarakat memikul mesin diesel tersebut biasanya itu dibayar tetapi kali ini mesin diesel untuk kebutuhan listrik untuk masyarakat maka masyarakat pikul sampai ke distrik Moskona Utara Jauh tidak meminta bayaran alias gratis karena diesel tersebut saat mengaliri listrik pada malam hari itu untuk kebutuhan mereka sendiri,” ujar Frangky.

Lanjut Frangky menegaskan bahwa begitu pentingnya jembatan rotan gantung dan jalan itu untuk menjadi perhatian Pemkab Bintuni dalam hal ini Dinas PUPR Teluk Bintuni untuk memperhatikan  jembatan gantung dan pembangunan jalan tersebut.

“Karena selama ini jembatan rotan gantung sudah banyak memakan korban baik manusia maupun material yang jatuh dari atas jembatan dan hilang tidak ditemukan. Oleh sebab itu kami minta slank dan material lainnya yang sudah ada di Moskona Utara untuk segera memperbaiki jembatan rotan gantung tersebut yang hanya terbuat rotan dan bukan jembatan papan. Mengingat arus kali Sebyar sangat kencang dan airnya tidak pernah surut atau meti sehingga manusia dan barang yang jatuh tidak bias ditemukan dan hilang,” terang Frangky.

Frangky menambahkan material bangunan seperti semen dan pasir di Moskona Utara Jauh sangat mahal. “Sebab ongkos pikul semen 1 (satu) zak semen saja dari distrik Moskona Utara ke Moskona Utara Jauh itu ongkos atau biaya pikulnya Rp. 500 ribu per zak. Sedangkan pasir di distrik Moskona Utara Jauh cukup banyak. Namun masyarakat yang mengumpulkan pasir 1 (satu) tempat atau 1 (satu) ret itu biayanya Rp. 10 juta. Jadi jalan dan jembatan rotan gantung ini harus segera diperbaiki atau dibangun.

Jembatan rotan gantung yang panjangnya 500 meter itu tersebut sudah banyak makan korban. Hal ini harus menjadi perhatian Pemkab Teluk Bintuni. TP-IST

Kalau jembatan gantung dibangun  dengan baik maka kemungkinan orang atau barang jatuh itu kecil sekali. Sedangkan jalan dari Moskona Utara ke distrik Moskona Utara Jauh kalau pemerintah bangun maka kemungkinan harga pikul biayanya bisa turun. Karena masyarakat Moskona Utara Jauh ketika dari distrik Moskona bias menggunakan kendaraan  sampai ke Jembatan gantung lalu masyarakat pikul masuk ke kampung yang jaraknya sudah tidak terlalu jauh,” ujar Frangky.

Sementara hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Distrik Moskona Utara Jauh Marius Orocomna, SE bahwa jembatan gantung rotan Moskona Utara Jauh dari dulu sampai sekarang belum pernah diperbaiki oleh Pemkab Teluk Bintuni.

“Sehingga saya berharap semoga pada tahun 2022 ini atau tahun 2023 jembatan rotan gantung itu sudah harus diperbaiki. Sebab warga masyarakat distrik Moskonan Utara Jauh setiap hari harus melewati jembatan tersebut membawa material atau kebutuhan kampung dan bahan-bahan bangunan karena jembatan tersebut  satu-satunya yang harus dilalui untuk sampai ke distrik Moskona Utara Jauh . Sementara itu harapan saya jalan raya dari Bintuni harus sampai diperbatasan distrik Moskona Utara Jauh dengan kabupaten Maybrat. Agar masyarakat kita dari kampung Masyen dan Masyor yang selama ini tinggal di Kebar dan kabupaten Tambrauw serta Maybrat mereka bias kembali di kampung mereka di Distrik Moskona Utara Jauh,” papar Kadis Marius Orocomna. [ABI-R4]

Previous Post

Apabila PCR Positif, Keberangkatan Jemaah Calon Haji ke Mekkah Langsung Dibatalkan

Next Post

Baru 6 Bulan, UPTD PPA Manokwari Sudah Terima 37 Aduan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Next Post
Baru 6 Bulan, UPTD PPA Manokwari Sudah Terima 37 Aduan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Baru 6 Bulan, UPTD PPA Manokwari Sudah Terima 37 Aduan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTORIAL ASTON

iklan

Browse by Category

  • BINTUNI
  • BUDAYA & PARIWISATA
  • DAERAH
  • DIKKES
  • EKBIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • KABAR PAPUA
  • KAIMANA
  • KESEHATAN
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS PAPUA
  • MANOKWARI
  • MANSEL
  • NASIONAL
  • PAPUA BARAT
  • PAPUA BARAT DAYA
  • PARLEMENTARIA
  • PEGAF
  • PENDIDIKAN
  • POLHUKRIM
  • TELUK WONDAMA
  • Uncategorized
  • VIDEO

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!