
Manokwari, TP – Pemerintah Daerah (Pemda) Manokwari pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijiriah/2022 Masehi turut berkurban 100 ekor sapi yang dibagikan ke masjid-masjid yang berada di dalam kota dan di daerah Warmare, Prafi, dan Masni (Warpramasi).
“Jumlah hewan kurban sebanyak 100 ekor sapi. Penyaluran hewan kurban di Manokwari dipusatkan di dua tempat Masjid Baitul Amin, SP 4 untuk daerah Warpramasi dan Masjid Fasharkan Sanggeng untuk daerah kota. Untuk Warpramasi dapat 52 dan kota 48 ekor,” ujar Bupati saat penyerahan secara simbolis di Masjid Ridwanul Bahri, Sabtu (9/7).
Sebanyak 100 ekor sapi yang disembelih tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari keluarga Bupati, Wakil Bupati, Sekda serta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Bupati mengungkapkan, pemerintah daerah Manokwari ikut berkurban karena merupakan suatu kewajiban bagi pemerintah dalam menjalankan perintah dan kehendak Allah SWT.
Di samping itu, pemerintah merupakan Wakil Allah SWT bagi umat manusia termasuk umat Muslim di dunia terlebih khusus di Manokwari yang tidak membedaka agama, golongan maupun ras dan suku.
“Sehingga tidak ada alasan pemerintah tidak menolong masyarakatnya, salah satunya dengan ikut berkurban. Ini juga ibadah dan ibadah kurban ini tidak hanya untuk umat Islam, tetapi semua umat,” ujar Bupati.
Tidak kalah pentingnya tujuan pemerintah ikut berkurban Bupati mengatakan, karena ingin mendapatkan ridho dan berkat dari Allah SWT, sehingga selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan saat menjalankan program pembangunan.
“Kalau kita berkurban jangan karena terpaksa. Pemerintah sangat mengasihi dan merasa memiliki seluruh umat di Manokwari, selain itu, melalui kurban ini agar pemerintah mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dalam melaksanakan tugasnya dan mendapatkan doa dari seluruh umat muslim di Manokwari,” ujar Bupati.
Pada kesempatan itu, Bupati memastikan toleransi, kerukunan antar umat beragama di Manokwari bisa berjalan dengan sebaik baiknya dan semua umat beragama bisa menjalankan ibadah dengan baik.
“Yang paling penting adalah kita tinggal di satu rumah sehingga menjadi keluarga besar ini alias Manokwari. Tuhan sudah atur kita hidup di dalam satu rumah. Karena kalau kita tidak hidup dalam kebersamaan maka akan banyak masalah yang muncul. Mudah-mudahan pemberian jangan dilihat dari jumlahnya tetapi kiranya dapat dilihat sebagai bentuk perhatian, kepedulian dan rasa memiliki umat muslim di Manokwari,” tandas bupati. [SDR-R3]