
Bintuni, TP – Cuaca yang tidak menentu dan musim penghujan yang belum berakhir, mulai berdampak pada perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan infrastruktur. Salah satu akibatnya pekerjaan rekonstruksi tebing dan arus sungai Bina Desa dan Nusantara terhenti.
Akibat musim hujan berkepanjangan tersebut, perusahaan kontraktor yang mendapat kepercayaan melaksanakan pembangunan infrastruktur seperti pengerukan tanah dan pembangunan fisik lainnya telah menyababkan kendala yang cukup berat.
“Cuaca hujan yang sampai saat ini masih turun setiap dua hari sekali, berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan para pengusaha jasa konstruksi.
Dampaknya adalah muncul masalah teknis dan non teknis, sehingga menyebabkan pengerjaan membutuhkan waktu lebih lama dan kualitas juga berkurang,” terang Kuasa Direktur PT.Toddopuli Irian Jaya sebagai Kontraktor Pelaksana paket Rekonstruksi Tebing dan Arus Sungai Bina Desa dan Nusantara H. Asri, ST, Minggu (24/7/2022) kepada media ini di Bintuni.
Lanjut Asri bahwa akibat cuaca hujan deras yang terus-menerus mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Teluk Bintuni menyebabkan debit air di sejumlah sungai mengalami peningkatan yang cukup signifikan termasuk di lokasi proyek yang sedang dikerjakan.
“Akibat hujan yang terus mengguyur tersebut, banyak material terseret arus derasnya sungai dan pekerja kita juga tidak dapat melakukan aktivitas untuk mengejar target agar pekerjaan selesai dengan tepat waktu.
Karena ini faktor alam semoga cuaca bisa cerah kembali dan kita akan membeli material kembali seperti balok, papan, pasir dan masih banyak yang harus kita siapkan,” tutur Asri.
Asri juga menjelaskan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut semestinya bisa diselesaikan tepat waktu dan berakhir diakhir Agustus tetapi karena kondisi cuaca dan beberapa kali banjir yang terjadi di lokasi.
Sehingga pihaknya mengusulkan dan bermohon kepada dinas terkait untuk melakukan adendum perpanjangan waktu.
“Bersyukur setelah kita rapat dengan konsultan dan PPK maka diputuskan untuk memperpanjang 45 hari kerja karena memang dimungkinkan dan diperbolehkan dan sudah diatur di dalam klausul kontrak kami apalagi alasannya sangat mendasar karena cuaca yang ekstrim,” ungkapnya.
Terakhir, menurut dia, capaian kerja sudah mencapai 70 persen dan progres dua minggu terakhir ini tidak bergerak karena hujan terus.
Untuk diketahui akibat musim penghujan tersebut telah terjadi bencana banjir di beberapa lokasi di Kabupaten Teluk Bintuni seperti yang terjadi di Distrik Tembuni pada hari Rabu (13/07/2022).
Kemudian Distrik Yakora juga telah terjadi banjir pada tanggal 22 Juli 2022 di distrik Yakora dan distrik Aranday. Sehingga Bupati Teluk Bintuni menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir di Bintuni, Tembuni dan Meyado,” pungkasnya. [ABI-R4]