MANOKWARI, TABURAPOS.CO – Sekelompok warga memblokade Jl. Sujarwo S. Condronegoro, Manokwari, tepat di depan Kantor Kejati Papua Barat, Rabu (24/8) sore.
Selain memblokade jalan, warga juga membakar ban bekas, sehingga mengganggu arus lalu lintas di sekitar lokasi pemblokadean.
Informasi yang diterima di sekitar lokasi, pemblokadean itu buntut dari pemukulan oknum aparat keamanan terhadap 2 orang dari Karang Taruna Swapen Bahari, sehingga harus menjalani perawatan medis di RSAL Manokwari.
Ketua RT 06, RW 02 Swapen Bahari, Samofor menjelaskan, pemblokadean ini merupakan aksi lanjutan dari pemblokadean sebelumnya pada Selasa, 22 Agustus 2022 malam.
Menurut dia, aksi pemblokadean dan pembakaran ban bekas sebagai bentuk protes akibat tindakan oknum aparat yang seharusnya melindungi, mengayomi, dan melayani, tetapi melakukan tindakan sebaliknya.
BACA JUGA: Jemaat GPI Petra Anday, Resmi Mandiri
Dia mengaku tidak mengetahui persis kronologis kejadian itu, karena saat itu berada di pasar malam mengatur warga yang dipekerjakan sebagai petugas parkir yang bekerja sama dengan Karang Taruna Swapen Bahari.
Dirinya menceritakan, kejadian itu bermula pada Selasa, 23 Agustus 2022 malam. Berdasarkan keterangan warga yang melihat konvoi sekelompok orang memakai sepeda yang diduga baru pulang dari GOR Sanggeng, tiba-tiba berhenti di lokasi pasar malam.
Lanjutnya, tanpa basa-basi, mereka langsung memukul 2 orang dari Karang Taruna Swapen Bahari memakai pantat senjata, dimana saat itu ada beberapa anggota yang membawa senjata yang sama.
“Anak-anak Karang Taruna tidak tahu masalah apa-apa, langsung dipukul,” kata Samofor kepada para wartawan di sela-sela aksi pemblokadean, kemarin.
Terkait pemukulan itu, kata Samofor, warga sudah membuat laporan polisi ke Polsek Manokwari Kota dan melakukan visum terhadap 2 orang Karang Taruna Swapen Baharai di RSAL Manokwari.
Direncanakan, tambah Samofor, akan diadakan pertemuan pada Jumat ini untuk mencari titik temu dan solusi dari kejadian tersebut.
Samofor sangat menyesali kejadian itu, apalagi korban adalah anak-anak Karang Taruna yang sejauh ini terus dibina supaya tidak melakukan hal negatif dan saat kejadian sedang membantu berjaga di lokasi pasar malam.

“Kalau dia anggota dan memang ada yang salah, seharusnya mereka bisa berhenti dan bertanya secara baik. Misalkan memang ada pelemparan, biar kita cek yang lempar siapa, bukan langsung memukul sembarangan,” sesal Samofor.
Ia berharap persoalan ini bisa segera diselesaikan dan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Dia juga meminta pemerintah memperhatikan mereka, terlebih Karang Taruna di Swapen Bahari yang terus mendapatkan pembinaan supaya lebih baik ke depan.
“Korban dua orang yang parah, kita sudah buat LP. Saat kejadian di situ ada oknum anggota memakai pakaian lengkap dengan banyak saksi, ada keterangan bahwa mereka memakai pantat senjata pukul di kepala korban dan sampai sekarang masih dirawat. Kita tidak tahu siapa pelakunya, tetapi saat itu ada anggota membawa senjata. Jadi, kita harap kerja sama untuk menyelesaikan masalah ini,” imbuhnya.
Dari pantauan Tabura Pos, warga memblokade jalan memakai bambu, kayu, dan batu, termasuk membakar ban bekas.
Para pengendara yang hendak melintas, terpaksa memutar arah. Pemblokadean dibuka sekitar pukul 18.54 WIT oleh warga, sehingga arus lalu lintas kembali normal. [AND-R1]