Manokwari, TABURAPOS.CO – Anggota DPR Papua Barat, Abdullah Gazam mengatakan, banjir di Kota Sorong merupakan musibah rutinitas setiap tahun yang seakan – akan tidak dapat diselesaikan.
Tetapi, kata Gazam, dengan adanya penjabat Gubernur Papua Barat yang mempunyai semangat yang luar biasa, ditambah dengan penjabat Walikota Sorong yang baru menjalankan tugas pertama tapi langsung disambut dengan musibah banjir.
Itu artinya, terang Gazam, Tuhan memberikan tanda kepada Walikota Sorong yang baru bahwa, tugas yang paling penting dan mendasar yang harus diselesaikannya semasa menjabat sebagai Walikota adalah masalah banjir.
“Jadi menurut saya, ini tanda – tanda alam yang sengaja Tuhan hadirkan. Bersamaan dengan dia dilantik banjir besar yang menimbulkan korban jiwa,” kata Gazam yang dihubungi Tabura Pos melalui sambungan telepon semalam.
Untuk itu, Gazam menyarankan, perlu duduk bersama antara penjabat Gubernur Papua Barat, Walikota Sorong, DPR Papua Barat dan DPRD Kota Sorong.
“Marilah kita bersama – sama gagas satu forum bersama, mari kita bicara secara serius supaya tidak bolah saling menyalahkan, Jangan DPRD Kota jalan sendiri dengan maunya sendiri, DPR provinsi mau jalan sendiri terbentur demikian juga walikota dan gubernur,” terang Gazam.
Ditambahkan Gazam, dirinya yakin dan percaya kalau 4 unsur ini duduk bersama, maka dapat menemukan formulasi atau gagasan besar untuk bagaimana mengatasi persoalan banjir di Kota Sorong.
“Dulu, Walikota Sorong seakan – akan tidak bisa bertemu gubernur bicara soal banjir. Lalu, kami DPR disalahkan karena dinilai tidak bisa memperjuangkan anggaran di Kota Sorong. memang benar kami tidak bisa memperjuangkan karena dari kota sendiri tidak mengajukan pengusulan itu,” tegas Gazam.
Jadi, lanjut dia, ada kebuntuan seakan – akan DPR provinsi tidak bisa mengajak bicara dengan walikota, DPRD kota tidak bisa bicara dengan DPR provinsi, seakan – akan ada sekat besar yang luar biasa.
BACA JUGA: PIDAR Apresiasi Pemberantasan Pekat
“Jujur untuk memecah kebuntuan itu hanya ada satu cara, semua bisa duduk bersama untuk bicara,” ujar Gazam seraya menambahkan, mudah – mudahan nanti bapak gubernur yang mengambil inisiatif ini.
Sehingga, sambung dia, dalam pembahasan anggaran berapa alokasi anggaran yang nanti dapat diperjuangkan di Kota Sorong demikian juga DPRD Kota dengan Walikota Sorong. Supaya ada shearing anggaran baik di provinsi maupun di kota.
Yang paling penting, terang dia, ada komunikasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat. Seandainya bisa, empat unsur yang tadi disebutkan ini kemudian masuk Jakarta bertemu dengan presiden atau menteri terkait.
“Kita pergi bersama – sama dengan kekuatan yang kita punya, kita bicara bersama menteri terkait agar masalah banjir di Kota Sorong juga menjadi masalah pusat. Jadi kalau skenario ini dipakai dan berhasil, maka ada anggaran dari kota, provinsi maupun pusat,” tandas Gazam. [FSM-R1]