Manokwari, TABURAPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, menyebutkan Papua Barat mengalami deflasi 0,81 persen pada Agustus 2022.
Deflasi adalah periode di mana harga-harga secara umum menurun dan nilai uang bertambah. Deflasi juga dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan di mana ada penurunan harga barang secara terus menerus, sehingga terjadi peningkatan nilai uang.
Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaelapia, menyebutkan, deflasi di Papua Barat, tergambar dari deflasi yang terjadi di Kota Sorong sebesar 0,82 persen dan Manokwari sebesar 0,79 persen. Kedua kota itu, sebagai kota indeks harga konsumen (IHK) di Papua Barat.
Dijelaskannya, gabungan dua kota IHK di Papua Barat itu pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar 0,81 persen dengan IHK sebesar 110,98.
“Deflasi gabungan dua kota IHK di Papua Barat, Kota Sorong dan Manokwari terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran,” jelasnya saat memaparkan IHK dua kota di Papua Barat Agustus 2022 di Aula BPS Papua Barat, Kamis (1/9).
Lanjutnya, kelompok-kelompok yang mempengaruhi terjadinya deflasi di dua kota IHK, di antaranya kelompok transportasi sebesar 5,82 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,58 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,34 persen, dan kelompok informasi, komunikasi serta jasa keuangan 0,05 persen.
BACA JUGA: BPOM Gandeng Stakeholder Edukasi Obat Tradisional Mengandung BKO Bagi Masyarakat
“Di Manokwari menyumbang tertinggi deflasi yakni angkutan udara -1,0113 persen, tomat 0,0710 persen, dan bawang merah -0,0655 persen. Berbeda dengan Kota Sorong, penyumbang deflasi tertinggi yakni bawang merah sebesar -0,2336 persen,” rinci Maritje.
Lanjut, Maritje, sedangkan, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu, kelompok penyedia an makanan, minuman/ restoran 0,03 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,11 persen.
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,19 persen, kelompok pendidikan 0,31 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,55 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,67 persen.
Maritje menambahkan, dari 90 kota IJK, tercatat ada 11 kota IHK alami inflasi dan 79 kota IHK alami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Ambon 0,82 persen, sedangkan terendah di Kota Bekasi 0,12 persen.
Sementara, untuk deflasi tertinggi di Kota Tanjung Padan 1,65 persen dan terendah di Kota Depok dan Kota Kendari 0,01 persen. [SDR-R4]




















