Manokwari, TABURAPOS.CO – Pangdam XVIII Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema mengajak masyarakat Indonesia, khususnya di tanah Papua Barat untuk memaknai rasa kebersamaan dan persatuan Indonesia melalui nonton bareng film ‘Taklukkan Mimpi’ di salah satu bioskop di Manokwari, Jumat (9/9).
Menurutnya, melalui film ini, anak muda asli daerah ingin menunjukkan siapa sebenarnya mereka dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara serta bagaimana mereka dapat memberikan arti dari kepentingan masyarakat secara spesifik melalui dunia peran.
Ditegaskannya, dalam film ini banyak sarat pesan yang disampaikan. Ia menerangkan, film dibuat dalam konteks asli, baik itu manusia, alam, kehidupan, cara berpikir dan sebagainya yang secara keseluruhan mengandung seni yang tidak ternilai harganya.
Artinya, memang secara spesifik anak muda ini mempunyai niat untuk menggapai cita-cita ingin menjadi seorang prajurit, tetapi apapun itu, mereka bisa mewujudkannya dalam konteks profesi apa saja.
“Semoga film ini bisa menjadi inspirasi bagi semua generasi muda,” harap Pangdam kepada para wartawan, kemarin.
Dikatakannya, melalui film ini sekiranya juga bisa menyatukan seluruh masyarakat, khususnya di tanah Papua Barat dan membesarkan hati anak-anak muda untuk berkarya dengan lebih baik dalam hal apa saja.
Sementara itu, Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan berharap anak muda asli di tanah Papua Barat, tidak mudah putus asa dalam mengejar cita-cita dalam konteks apapun.

Ia menegaskan, menjadi orang sukses bukan sesuatu yang mudah, tetapi membutuhkan kerja keras, perjuangan, dan pengorbanan. Tidak kalah penting, sambung dia, bagaimana selalu menyertakan Tuhan dalam setiap hal.
“Kita mau bermimpi menjadi ASN, TNI, Polri, pengusaha, petani, dan nelayan yang sukses, perlu bekerja keras meski banyak rintangan,” tandas Mandacan.
Oleh sebab itu, ia meminta seluruh anak muda, khususnya putra dan putri asli di tanah Papua Barat terus berjuang meraih mimpi dan cita-cita, begitu pun kepada orangtua dan keluarga untuk selalu mendukung anaknya agar kelak menjadi orang yang bisa dibanggakan, baik di kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Ditanya tentang kemungkinan pembuatan film dari anak asli Suku Arfak, Mandacan mnengatakan, hal itu bisa terjadi, hanya saja sejauh ini belum ada yang bisa melihat potensi tersebut.
“Kalau ada yang bisa memberikan semangat bagi mereka, pasti mereka bisa tampil baik dan orangtua di kampung juga pasti mendukung,” tandas Mandacan.
Film ini digarap dengan melibatkan anak-anak asli Papua asal Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, yang menceritakan bagaimana perjuangan seorang anak asli Papua dengan semangat ingin menjadi anggota TNI-AD.
BACA JUGA: Ilham Tewas Ditikam, Tuntutan JPU Lebih Ringan Dibandingkan Ancaman Maksimal
Proses pembuatan film berlangsung cukup lama, digarap sejak November 2021, tetapi baru aktif pada Januari 2022. Meski sempat menimbulkan keraguan, tetapi berkat dukungan Pemkab Teluk Wondama dan Kodam XVIII Kasuari, akhirnya film ini berhasil dirampungkan.
Film layar lebar yang disutradarai, Sukris G. Sianturi ini merupakan cerita rakyat perjalanan lima sekawan di salah satu kampung di Wasior, Teluk Wondama. Kelimanya mempunyai mimpi masing-masing, dimana aktor utama ingin menjadi seorang prajurit TNI-AD.
Dalam upaya menggapai mimpi menjadi seorang prajurit TNI-AD, sang aktor terhambat akibat kondisi ekonomi dan perlakuan sang ayah yang arogan semasa kecil dan menimbulkan trauma.
Di pertengahan film, setelah berhasil menggapai mimpi, lima sekawan juga diwarnai cinta segitiga yang berdampak pada hubungan pertemanan.
Lalu, di penghujung film, dipertontonkan suatu adegan di mana sang aktor melaksanakan tugas setelah berhasil meraih mimpinya menjadi seorang prajurit TNI-AD. [AND-R1]