MANOKWARI, TABURAPOS.CO – Kantor Basarnas (SAR) Manokwari terus berupaya meningkatkan kompetensi dan pengembangan personel Search dan Rescue (SAR), khususnya teknis SAR di dalam air.
Upaya ini dilakukan dengan cara mengadakan bimbingan teknis scuba diving yang melibatkan 80 personel SAR yang terdiri dari, Pos SAR, Unit SAR, dan personel dari Kantor SAR Manokwari sendiri.
Kepala Kantor Basarnas (SAR) Manokwari, I. Wayan Suyatna mengutarakan, peningkatan dan pengembangan kompetensi petugas SAR terhadap teknis scuba diving sangat penting mengingat peristiwa membahayakan jiwa kecelakaan di dalam air yang terjadi di wilayah kerja Kantor Basarnas Manokwari cukup tinggi.
“Iyah betul, mayoritas operasi SAR kebanyakan terjadi di air, dan kesiapsiagaan harus kami tingkatkan, karena kesiapsiagaan tidak hanya dari perlengkapan saja, tetapi juga personel juga,” ujar Suyatna kepada para wartawan usai pembukaan bimtek di Kantor SAR Manokwari, Senin (26/9).
Menurut Suyatna, personel SAR harus ditingkatkan kompetensi dan kemampuannya sehingga bisa berhasil dengan cepat dan tepat dalam melaksanakan pencarian dan pertolongan.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi para rescuer yang mana nanti bertugas untuk melaksanakan pencarian dan pertolongan, sehingga mereka mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan secara maksimal di air,” jelasnya.
Suyatna menekankan, peningkatan dan pengembangan kompetensi bagi petugas SAR di dalam air sangat penting, sebab ada teknik-teknik yang perlu dikuasai ketika melakukan evakuasi korban di kedalaman air.
Dirinya mencontohkan, saat proses evakuasi korban di balik terjunnya Hilux di Danau Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) beberapa bulan lalu yang tingkat bahaya cukup tinggi.
“Seperti contoh mobil jatuh ke Danau Anggi, nah disitu tingkat kedinginan yang ada sampai minus tujuh, sebenarnya rekomendasi menyelam di situ tidak bisa, cuman petugas yang menyelam sudah memiliki kualifikasi tertentu penyelaman di ke dalaman, sehingga bisa dilakukan. Nah, itu yang sedang diupayakan,” bebernya.
Suyatna menyebutkan, pelatihan akan berlangsung selama empat hari dengan materi meliputi; materi kelas, simulasi di kolam renang, dan aplikasi langsung di laut, dengan melibatkan 80 personel Basarnas Manokwari terdiri dari Pos SAR, Unit SAR, dan personel dari Kantor SAR Manokwari.
“Karena ini sifatnya sertifikasi sehingga kami datangkan instruktur dari luar, disamping itu juga kami back up dengan instrukur intern yang ada di Kantor SAR dan sudah mempunyai kualifikasi di bidang ini,” ungkapnya.
Suyatna tidak menampik, petugas dan peralatan SAR di dalam air masih sangat kurang, dan memerlukan kerjasama dari semua potensi SAR yang ada untuk bisa saling melengkapi.
BACA JUGA: Bupati Manokwari Berharap KKSS Miliki Spirit Berjuang Membangun Daerah
Akan tetapi, sambung Suyatna, pihaknya tetap siap siaga selalu, untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi, sebab bencana bisa datang kapan saja dengan waktu yang tidak dapat diprediksi.
“Dari rescuer dasar mereka adalah diklat-diklat yang sifatnya mendasar. Jadi, ini diklat khusus untuk meningkatkan kompetensi. Jadi, harus diakui oleh semua pihak bukan mengakui diri sendiri, sehingga sertifikasi itu penting,” pungkasnya. [SDR-R3]




















