MANOKWARI,TABURAPOS.CO – Mahasiswa asal Nduga, Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan Manokwari, Papua Barat 2022, menggelar unjuk rasa di Tugu Manunggal, Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari, Senin (26/9).
Aksinya itu menyoroti kasus mutilasi terhadap 4 warga sipil Papua yang dilakukan 6 anggota TNI. Unjuk rasa ini sebagai bentuk aksi kemanusiaan agar Presiden, Joko Widodo segera menuntaskan kasus pembunuhan disertai mutilasi itu.
Menurut mahasiswa dalam orasinya, kasus ini merupakan suatu penjajahan dan penindakan yang selama ini terus terjadi di tanah Papua, dimana sampai hari ini tidak pernah tuntas.
“Kami aksi bukan hanya hari ini. kami akan terus turun sampai proses persidangan selesai. Kami akan kawal kasus ini,” klaim salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Orator lain menyebut, kasus mutilasi terhadap 4 warga sipil oleh 6 oknum anggota TNI, dinilai bertolak belakang dengan fungsi aparat selaku pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Kami menolak dengan tegas kejadian ini dan jangan sampai ada kejadian serupa kembali terjadi,” pintanya.
Di samping itu, para pengunjuk rasa meminta para pelaku dihukum mati. Apabila Presiden, Panglima TNI, dan Kapolri mengabaikan aspirasi ini, meraka akan kembali turun menggelar aksi serupa.
Ditegaskannya, kasus mutilasi ini merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat dan penghinaan terhadap harkat dan martabat masyarakat Papua.
Pengunjuk rasa juga mengatakan, keterlibatan oknum anggota TNI dalam kasus ini merupakan kejadian yang terstruktur dan sistematis.
“Selama Papua berada di lingkaran ketidakadilan, hukum akan selalu ada diskriminatif dan tidak akan bisa diselesaikan,” tambahnya.
Bukan itu saja, para pengunjuk rasa juga mendesak dukungan internasional untuk melihat dan mengikuti semua kasus dari masa ke masa yang terjadi di tanah Papua.
Setelah menyampaikan orasi, koordinator lapangan, Yosias Kaum membacakan beberapa poin yang sebelumnya sudah diserahkan secara tertulis ke perwakilan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Papua Barat, Piet Bukorsyom.
Perwakilan Kemenkumham didampingi Kapolres Manokwari, AKBP Parasian H. Gultom, mengatakan, pihaknya menerima aspirasi dan akan diteruskan ke pimpinan sebelum ditindaklanjuti.
Dia mengapresiasi para mahasiswa, karena menyampaikan aspirasi di muka umum secara tertib sampai selesai.
“Kami mohon maaf harus menerima di jalan. di kantor sedang dalam renovasi atau pengerjaan,” katanya.
Secara terpisah, Kapolres mengatakan, secara keseluruhan aksi unjuk rasa, situasi terpantau aman dan kondusif, tidak ditemukan kejadian yang menonjol.
BACA JUGA: 175 Personel Polres Manokwari Jalani Rikkes Berkala
Dalam aksi unjuk rasa ini, Polres Manokwari menerjunkan 300 personil, di-back up Polda Papua Barat, Satbrimob Polda Papua Barat, Kodam XVIII Kasuari, dan Kodim 1801 Manokwari untuk memastikan situasi tetap terjaga.
“Tadinya mereka ingin longmarch ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Papua Barat, tetapi kami koordinasi dengan pihak Kemenkumham dan akhirnya ditemui di sini,” kata Kapolres kepada Tabura Pos di sela-sela aksi unjuk rasa. [AND-R1]




















