Manokwari, TABURAPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat melaksanakan upacara ziarah makam dan tabur bunga di Taman Makam Pahlaman (TMP) Sanggeng Manokwari, Selasa (11/10/2022).
Pelaksanaan upacara ziarah makam merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Papua Barat ke – 23, tepat pada Rabu 12 Oktober 2022.
Pantauan Tabura Pos, ziarah makam dan tabor bunga diawali dengan upacara yang dipimpin oleh Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Paulus Waterpauw, M.Si, mengheningkan cipta untuk arwah leluhur pahlawan dilanjutkan peletakan karangan bunga dan dilanjutkan dengan tabor bunga, kepada makam Almarhum Abraham O. Atururi mantan Gubernur Papua Barat dan makam para pejuang dilanjutkan tabor bunga ke makam Almarhum Rahimin Katjong Mantan Wakil Gubernur Papua Barat.

Kemudian dilanjutkan ke makam mantan Ketua DPR Papua Barat, Jimmy D. Idjie dan makam Almarhumah Julieta D. Ximenes, Istri Almarhum Abraham O. Atururi
Tabor bunga diikuti oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Nataniel D. Mandacan, para asisten, staf ahli, pimpinan OPD dan para pejabat lainnya.
Setelah upacara ziarah makam dilakukan di TMP Sanggeng Manokwari, Sekda Papua Barat didamping Asisten I bidang Pemerintahan melakukan upacara ziarah di Kwawi dan Pasir Putih.
Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengatakan, telah bersepakat untuk memperingati HUT Pemprov Papua Barat ke 23 tahun secara sederhana dengan beberapa agenda.
“Hari ini kita berziarah ke makam pendahulu, pejuang provinsi, baik bapak Alm. Abraham O. Atururi, Alm. Rahiming Katjong, Alm. Jimmy D. Idjie dan Almarhumah Ny. Julieta D. Ximenes sebagai para pendahulu yang memperjuangkan Provinsi Papua Barat waktu itu masih menjadi Provinsi Irian Jaya Barat,” terang Waterpauw kepada wartawan usai upacara ziarah makam di TMP Sanggeng, Manokwari, kemarin.
Mewakili Pemprov Papua Barat, Waterpauw menyampaikan rasa terima kasih, karena daerah ini bisa berkembang dan maju atas perjuangan mereka, meskipun ada tarik ulur kepentingan politik yang lain waktu itu.
“Kita harus selalu mengenang mereka dan memberikan apresiasi,” harapnya.
Menurutnya, HUT ke – 23 tahun, pihaknya sepakat peringatan HUT secara sederhana dan puncaknya akan berlangsung pada HUT ke – 25, 50, 75 dan 100, karena itu angka yang selama ini sebagai pedoman dan sebagai momen penting kedepan.
Ayok : Pemangkut Kepentingan Harus Maknai Hadirnya Provinsi Papua Barat
Ditempat yang sama, Ketua Harian Dewan Kejuangan Reaktivitas Tim 315 Papua Barat periode 2019 – 2023, Obet Arik Ayok Rumbruren mengharapkan, semua pemangku kepentingan di Pemprov Papua Barat melalui momentum HUT Provinsi Papua Barat ke – 23 tahun dapat melihat sejarah berdirinya provinsi ini.
Dikatakan Ayok, saat provinsi ini diperjuangkan tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi ada pro dan kontra.
“Ada orang Papua yang setuju tapi ada orang Papua juga yang tidak setuju dan disitulah perjuangan ini melalui dua provinsi ini,” ungkap Ayok kepada Tabura Pos, Selasa (11/10/2022).
Oleh sebab itu, kata Ayok, semua orang baik yang berjuang maupun tidak berjuang yang sudah dipercayakan Tuhan dan umatnya, marilah bekerja dengan baik untuk menjawab apa yang menjadi kerinduan dari pada masyarakat.

Menurutnya, ada empat aktor diantaranya, Alm. Abraham O. Atururi, Jimmy Idjie dan David Obadiri, aktor kedua adalah anggota tim 315 yang datang dari Manokwari, Sorong Kota dan Fakfak.
Aktor ketiga, lanjut dia, mantan Bupati Manokwari, Dominggus Mandacan dan pemerintahan Manokwari dan aktor keempat adalah masyarakat Manokwari.
Diterangkannya, apa yang diperjuangkan Alm. Bram Atururi, Tim 315 dan Pemerintahan Manokwari adalah semata – mata karena rakyat, maka itu rakyat harus menjadi perhatian utama, aktor pertama dan kedua adalah alat perjuangan saja.
“Kalau bukan rakyat, maka provinsi tidak ada disini, mereka pasti tolak, kita dan pemerintah mau buat apa dan para pejuang – pejuang tadi mau buat apa. Tetapi rakyat menerima supaya kita menikmati,” ujarnya.
BACA JUGA: 47 Regu Dance Cha Cha Meriahkan Bulan Bakti Gotong Royong
Untuk itu, melalui momentum ini, dirinya berharap, rakyat atau aktor keempat yang menamakan dirinya sebagai orang asli Papua (OAP) jangan demo – demo terus tetapi, OPD harus mengerti, pemerintah harus mengerti karena rakyat provinsi ini ada, sehingga tidak ada yang menolak kehadiran provinsi ini.
“Marilah kita perhatian rakyat, supaya rakyat tidak lagi demo ke kantor pemerintahan. Contoh, kemarin demo dan dibakar ban bekas di depan kantor kepegawaian daerah, dimana martabat kita, artinya kita tidak memaknai dan menjiwai apa arti hadirnya provinsi ini, karena diberikan tanggung jawab, maka melayanilah rakyat dengan baik, jangan bikin diri kaya bos, supaya ketika turun anda akan dikenang,” tandas Ayok. [FSM-R3]


















