Peringati 10 Tahun Kabupaten Mansel
Ransiki, TP – Wakil Bupati Manokwari Selatan, Wempi Welly Rengkung, memimpin upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT ke-10 Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), yang berlangsung di Lapangan Garuda Ransiki, Rabu (16/11) pagi.
Hadir pada upacara tersebut, Bupati Mansel, Markus Waran, ST, M.Si, Dandim 1808 Mansel, Letkol Arm. Adin Suroyo S.Sos, Danrindam XVIII Kasuari, Kolonel Inf. Feri Irawan, Kapolres Mansel, AKBP Tolopan Tambok Simanjuntak, SIK, MIP, Kajari Manokwari, Teguh Suhendro, SH M.Hum, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Manokwari, Linda Ursula Mayor, SH, MH, beserta Pimpinan OPD, Perbankan dan lembaga atau instansi di Kabupaten Mansel.
Usai upacara, dilanjutkan dengan resepsi syukuran HUT ke-10 Kabupaten Mansel yang ditandai pemotongan kue ulang tahun dan penyerahan bingkisan kasih kepada para janda-duda di Kabupaten Mansel dan penyerahan Surat Keputusan (SK) pensiun ASN di lingkungan Pemkab Mansel oleh Bupati Mansel, Markus Waran.
Pada kesempatan itu, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Pemkab Mansel) itu menyatakan, pada perayaan HUT kali ini sejarah pemekaran Kabupaten Mansel tidak dibacakan karena satu dan lain hal.

“Karena pemekaran ini terdiri dari beberapa tahap dan semua tokoh pemekaran ingin namanya diakomodir jadi kita batalkan supaya tidak menjadi perdebatan. Ada solusi yang sudah kita pikirkan yaitu menghadirkan sejarawan pemekaran Mansel, yang nantinya mereka akan menulis sejarah kemudian diarsipkan sebagai arsip daerah barulah kita bacakan dalam setiap peringatan HUT Kabupaten Mansel,” ucap Waran.
Lanjut dia, supaya sejarah tentang pemekaran Kabupaten Mansel kelak tidak menjadi problematika di antara sesama tokoh pemekaran, maka Pemkab Mansel akan melibatkan akademisi dari Perguruan Tinggi untuk mengambil data dari semua tokoh pemekaran untuk dicatat dan didokumentasikan sebagai sejarawan tokoh pemekaran Kabupaten Mansel, sehingga dapat disimpan sebagai dokumen dan arsip pemekaran Kabupaten Mansel.
Meski sejarah tak dibacakan, Waran memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada para tokoh pemekaran Kabupaten Mansel yang telah bekerja keras menghadirkan Kabupaten Mansel demi kesejahteraan masyarakat Mansel.
Waran menambahkan, pemekaran dihadirkan semata-mata bukan untuk mencari nama atau popularitas marga dan keluarga, tetapi tujuan dari pemekaran itu sendiri adalah untuk mengangkat masyarakat dari kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan dan kesenjangan serta permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat Mansel.
Dia mengaku, bukanlah hal mudah mengisi perjuangan dengan pembangunan, tetapi sebagai pimpinan daerah, dirinya dan wakil bupati tak gentar untuk terus berkarya dengan berbuat yang terbaik untuk membangun Kabupaten Mansel yang tercinta sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
“Dalam pelayanan kami selama 10 tahun ini, apabila kurang memuaskan, kurang menyentuh maka itulah kekurangan sepatutnya dapat dihapahami, karena seyogyanya kami bekerja sesuai perintah undang-undang dalam memberikan penatalayanan kepada publik. Semua itu karena kami tidak menginginkan di akhir masa kepemimpinan Mawar ada ASN yang tersandung hukum,” pinta Waran.
Di saat yang sama, Waran juga menyampaikan apresiasi dan ungkapan terimakasih kepada pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Mansel, Polres dan Kodim 1808 Mansel yang telah bersinergi dengan Pemkab Mansel selama masa pemerintahan 10 tahun ini.
“Lahan untuk pembangunan Kantor Kejaksaan Mansel sudah siap, kami mohon arahan kapan Kantor Kejaksaan mau dibangun, Polres dan Kodim sudah ada lahan, Kodim tinggal menunggu kapan diresmikan bangunan barunya,” sentil dia.
Berkaitan dengan krisis pangan dan inflasi yang kini juga melanda Kabupaten Mansel, dirinya menghimbau, pimpinan OPD dan para tokoh masyarakat supaya dapat memberikan pemahaman dan penjelasan kepada seluruh masyarakat Mansel bahwa pembangunan di Mansel memang belum signifikan, sehingga kawasan pemukiman belum padat penduduk, untuk itu lahan dan pekarangan rumah yang masih kosong bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkebun guna mengatasi krisis pangan.
“Bupati Bintuni saja punya sawah di Oransbari, pimpinan OPD di Mansel bisa mencontohi itu supaya juga menjadi contoh kepada masyarakat Mansel. Setidaknya ada dorongan kepada masyarakat supaya bisa berkebun, tanam kasbi atau apa saja untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,” ajak Waran.

Dirinya menegaskan, masyarakat Mansel harus mampu berdaya saing serta mandiri dan ikut berperan memajukan Kabupaten Mansel yang tercinta ini.
Mansel berada di tengah menjadi daerah penyangga bagi Kabupaten tetangga, maka sudah bukan jamannya demo dan palang-memalang karena memperdebatkan sejarah pemekaran Mansel, sebaliknya sudah waktunya berkreasi menciptakan sesuatu yang terbaik untuk membangun Kabupaten Mansel.
“Misionaris Ishak Kijne bersabda, berdoa, berpikir dan bekerja karena tanpa doa kita tidak akan mendapatkan hikmat dari Tuhan Allah,” tutup Waran. [BOM-R4]