Manokwari, TABURAPOS.CO – Kantor SAR (Basarnas) Manokwari selama tahun 2022 telah melakukan operasi SAR terhadap 25 kejadian.
Kepala Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, I Wayan Suyatna menyebutkan, 25 operasi SAR selama tahun 2022, terdiri dari kecelakaan kapal sebanyak 13 kejadian dengan korban 30 orang selamat, 4 orang meninggal dunia, dan hilang 3 orang.
Operasi SAR kondisi membahayakan manusia sebanyak 10 kejadian dengan data korban 3 orang selamat, meninggal dunia 8 orang. Selanjutnya, bencana alam 1 kejadian dengan data korban 23 orang selamat, meninggal dunia dan hilang kosong, serta kecelakaan penanganan khusus 1 kejadian dengan data korban selamat 13 orang, meninggal dunia 16 orang.
“Tahun 2022 sebanyak 25 kali, untuk kecelakaan pesawat tidak ada, bencana alam hanya 1 di Bintuni dan 23 orang selamat. Dalam penanganan bencana leading sektornya di BPBD, dan Kantor SAR Manokwari sebagai tanggap darutatnya sebagai tim pertolongan, pencarian, dan evakuasi,” ujar Suyatna kepada wartawan di kantornya, Kamis (5/1/2023).
Menurut Suyatna, kejadian kondisi membahayakan jiwa adalah yang banyak, sedangkan penanganan khusus cuma satu, namun menelan korban 16 orang meninggal dengan kejadian truk terbalik di wilayah Minyambouw Pegunungan Arfak.
Menurut I Wayan Suyatna, sebagian besar kejadian terbanyak adalah kejadian di laut yang dipengaruhi beberapa faktor.
“Faktor-faktor yang pertama itu dari manusianya sendiri, masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri, contoh misalnya memancing harus melengkapi dirinya dengan alat apung, alat komunikasi, kelayakan alut yang dipakai,” jelasnya.

Selain itu, faktor alam yang tidak bisa ditebak, dan hal ini harus sebaik mungkin diantisipasi oleh masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan.
“Kalau memang ada larangan dari BMKG ya jangan, apakah ombak setinggi dua meter dan angin 30 knot layak gak untuk perahunya, itu harus wajib diperhatikan, dan faktor lainnya adalah karena melaut untuk mencari nafkah,” jelasnya.
BACA JUGA: Satu SMP Negeri di Manokwari akan Disiapkan Sebagai Sekolah Berpola Asrama
I Wayan Suyatna merasa agak sedikit susah melarang masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan karena mengenai nafkah.
Meskipun demikian, pihaknya akan terus memberikan sosialisasi tentang pentingnya keselamatan-keselamatan saat melaut bagi masyarakat, karena program pusat dan Basarnas akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama yang berada di tepi-tepi pantai.
“Untuk menyikapi kecelakan di laut, alutsista yang kita punya sudah memadai. Kami juga punya kapal Kumbakarna, dan tahun ini kita dapat bantuan lagi untuk Wondama dan Bintuni,” pungkas Suyatna. [SDR-R3]