BINTUNI, TABURAPOS.CO – Tahun 2023 ini, Kabupaten Teluk Bintuni akan memiliki industri pengalengan hasil laut Bintuni, diantaranya pengalengan ikan conge, udang dan kepiting serta kuah kuning dan lainnya.
Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw. MT sangat mendukung itu dengan segera menggenjot pabrik tersebut harus selesai tahun ini.
“Dan kemungkinan dalam waktu dekat pabrik pengalengan tersebut bisa diresmikan oleh Bapak Penjabat Gubernur yang diharapkan berkenan hadir meresmikan pabrik pengalengan hasil laut Bintuni ini.

Tentunya hal itu merupakan salah satu upaya promosi kita ke daerah lainnya yang ada di Tanah Papua,” ungkapnya kepada media ini usai melakukan kunjungan di pabrik pengalengan hasil laut yang berlokasi di Kampung Waraitama SP-1, Rabu (11/1/2023).
Pabrik tersebut yang saat ini dipersiapkan pemerintah kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung.
Lanjut Bupati Teluk Bintuni dua periode itu bahwa nantinya potensi pasar bagi produk-produk pengalengan hasil laut Bintuni itu sangat besar karena di Tanah Papua saat ini sudah memiliki 6 (enam) provinsi.
“Dimana saya sangat yakin kalau hanya memasarkan produk pengalengan hasil laut Bintuni itu hanya di seputar pulau Tanah Papua saya rasa sudah terpenuhi karena kini Tanah Papua saat ini sudah memiliki 6 (enam) provinsi.
Daripada kita menunggu ikan sarden jauh-jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama dari Jawa. Maka dengan adanya produksi pengalengan ikan kaleng sendiri di sini kenapa tidak kita siapkan kalau ada yang pesan,” papar Bupati Kasihiw.
Bupati Petrus Kasihiw dalam kunjungannya ke Pabrik Pengalengan Hasil Laut itu didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni Drs. H. Haris Tahir Kaitam, M.Si dan Tejo Purwoto selaku bidang pemasaran produk menjelaskan bahwa industri pengalengan hasil laut Bintuni ini merupakan salah satu bentuk inovasi kerja sama antar daerah dibawah koordinator Kementrian Pedesaan.
“Ide ini adalah kolabarasi antara Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Demak.
Dibawah koordinasi Kementrian Desa dan Daerah Tertinggal dalam rangka pengalengan hasil-hasil laut Bintuni yang benar-benar hasil tangkapan dari laut berasal dari warga masyarakat Bintuni.
Jadi pabrik pengalengan ini suatu inovasi dan saya sebagai Bupati berterima kasih atas apa yang diupayakan atau digagas Bapak Haris Tahir selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung.
Ini upaya pemberdayaan yang kita harapkan langsung dari masyarakat Bintuni. Maka pemerintah harus membangun fasilitas lalu membangun jejaring-jearing kerja dengan kelompok-kelompok masyarakat.
Dimana ide itulah yang diwujud nayatakan dalam bentuk industri pengalengan ini. Dalam upaya memberdayakan masyarakat itu kita juga dibantu oleh pemerintah provinsi Papua Barat,” terang Bupati Kasihiw.

Bupati Kasihiw juga mengatakan bahwa kerja sama tersebut perlu terus dibangun. Sebab suatu daerah tidak bisa berkembang sendiri tanpa melakukan kerja sama dengan daerah lain.
“Karena ke depan ketika hasil laut seperti ikan, kepiting dan udang yang nanti diproduksi ditempat ini dalam bentuk ikan kaleng, kepiting kaleng serta udang kaleng serta ikan asap.
Dan kita akan pasarkan produk-produk tersebut ke luar daerah dan yang membantu kita memasarkan ke luar daaerah adalah pemerintah kabupaten Demak dengan semua jejaringnya.
Disana ada kolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha. Usaha ini mempunyai jaringan usaha yang luas. Apalagi kebutuhan ikan di pulau Jawa itu sangat tinggi.
Sehingga saya yakin hasil-hasil laut unggulan Bintuni seperti udang, Ikan dan kepiting yang dikemas dalam bentuk pengalengan akan laris di pulau Jawa.
Kalau produksi kita nantinya melebihi target maka kita akan bisa mensupply hasil-hasil kita itu ke luar negeri seperti ke Belanda,” tutur Bupati Kasihiw.

Di tempat yang sama Tejo Purwoto ketika dikonfirmasi terkait pemasaran produk pengalengan hasil-hasil laut Bintuni mengatakan bahwa nanti pemasaran produk pengalengan ikan itu pemasarannya akan dibantu keluar Bintuni seperti ke Jawa.
“Namun awalnya untuk sementara pemasarannya kita akan pasarkan untuk kebutuhan Bintuni. Dan berikutnya kita akan bantu pemasaran produk pengalengan tersebut sampai ke Jawa,” ungkap Purwoto.
Purwoto yang berasal dari pemerintah kabupaten Demak itu juga menjelaskan bahwa produk-produk pengalengan yang sudah memiliki ijin itu ada 6 (enam) produk yaitu ikan Congge, udang, kuah kuning dan lainnya.
Baca Juga:
“Dimana sudah 6 (enam) produk yang sudah ada perijinannya. Jadi sambil menunggu pabrik pengalengan ini selesai maka kita terus lakukan persiapan dan ketika semuanya sudah berjalan dengan baik baru kita bisa produksi lalu pasarkan,” paparnya. [ABI-R4]