
Manokwari, TP – Masyarakat diimbau bijaksana dalam menyikapi isu penculikan anak yang belakangan ini beredar.
Untuk itu, masyarakat diminta tenang, berkoordinasi dengan pihak kepolisian apabila menerima informasi, melihat, atau menemukan hal-hal yang mencurigakan.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Manokwari, Ipda Deviaryanti mengakui, isu penculikan anak cukup meresahkan, bahkan berpotensi mengganggu kamtibmas.
Ditegaskannya, sejauh ini, pihaknya belum menerima informasi penculikan anak di wilayah kerjanya, tetapi isu itu santer disebut terdengar di luar wilayah kerjanya.
Ia membeberkan, ada kasus yang menyangkut anak yang diterima Unit PPA, tetapi bukan penculikan anak, tetapi dugaan penggelapan sepeda motor serta orang hilang yang sudah ditemukan.
Dikatakannya, kedua laporan yang diterima Unit PPA itu tidak bersifat resmi, hanya sebatas koordinasi dan sudah ditindaklanjuti.
“Untuk kasus penculikan anak, belum ada laporan resmi. Yang ada laporan penggelapan motor. Motor dibawa anaknya. Anaknya pergi dengan pacarnya ke Sorong, tapi laporannya penggelapan motor. Orangnya juga sudah dewasa,” tandas Deviaryanti kepada Tabura Pos di Polresta Manokwari, Rabu (25/1).
Sedangkan terkait laporan orang hilang dengan inisial EN (8 tahun) di Amban, Kanit PPA menjelaskan, disetelah ditelusuri, ternyata anak itu berada di rumah keluarganya dan sudah pulang ke rumahnya. “Sifatnya hanya informasi dan konsultasi, bukan laporan resmi,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan, meski isu penculikan anak belum ditemukan di Manokwari, tetapi masyarakat harus waspada, mengawasi anak-anaknya agar tidak menjadi korban atau pelaku kejahatan.
Dia juga mengimbau orangtua agar meyakinkan anaknya untuk berhati-hati terhadap orang asing dan memberikan pemahaman supaya anaknya membatasi aktivitas di malam hari.
“Kadang kita orangtua khawatir, tetapi anak dibiarkan berkeliaran sampai malam. Kita perhatikan, anak-anak di sini, terkadang masih berkeliaran sampai jam 11 malam,” ujar Deviaryanti.
Oleh sebab itu, tegas Kanit PPA, orangtua mempunyai peran penting mengontrol anak. Di samping itu, ia juga meminta masyarakat bijaksana dalam menggunakan media sosial dan menerima informasi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
“Masyarakat tetap berhati-hati, perhatikan anak dan jangan termakan hoks, karena bisa menjadi bumerang dan meresahkan banyak orang,” tutup Deviaryanti.
Secara terpisah, Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo mengingatkan masyarakat di Kabupaten Manokwari agar bijaksana dalam menerima informasi yang beredar, terutama hal sensitif, seperti penculikan anak.
Diakuinya, akhir-akhir ini, isu penculikan anak banyak beredar, sehingga jika mengetahui informasi sekecil apapun, terlebih dahulu disaring dan jika informasi itu benar, dilaporkan ke pihak berwajib.
Di sisi lain, ia berharap masyarakat menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain, termasuk tindakan main hakim sendiri. Lanjut dia, apabila informasi yang diterima itu tidak benar, jangan disebarkan demi kebaikan bersama.
“Mari kita bergandengan tangan mewujudkan Kabupaten Manokwari menjadi pusat peradaban di tanah Papua dan ibu kota Provinsi Papua Barat,” pintanya di sela-sela pelepasan lomba gerak jalan di depan RSAL Manokwari, Rabu (25/1).
Hal senada diutarakan Ketua Klasis GKI Manokwari, Pdt. Melkias Warfandu yang menyerukan masyarakat dan umat menjaga keamanan, ketertiban masyarakat, terlebih menjelang peringatan HUT PI.
BACA JUGA : https://taburapos.co/2023/01/26/bidang-sma-smk-dihapus-disdik-tata-kembali-struktur-kelembagaan/
“Sesuai motto Manokwari, untuk semua, semua untuk Manokwari, sehingga semua masyarakat, agama yang ada, wajib menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Warfandu kepada Tabura Pos di sela-sela pelepasan lomba gerak jalan, kemarin. [AND/SDR-R1]