
Bintuni, TP – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Papua Barat, mengadakan sosialisasi tentang narkoba, seks, dan pernikahan dini, kepada ratusan remaja di Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (28/1).
Sosialisasi berlangsung di Gedung Women and Child Sisar Matiti Bintuni, dihadiri 250 remaja, dengan mengusung tema ‘ keluarga Indonesia sehat tanpa narkoba, seks education pada remaja sebagai upaya pencegahan pernikahan diri dan stunting menuju keluarga Indonesia sehat dan harmonis di kabupaten Teluk Bintuni.
Ketua TP PKK Provinsi Papua Barat, Roma MP Waterpauw dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Pokja TP PKK Provinsi Papua Barat, menyampaikan masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak–kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial.
“Usia remaja dimulai pada usia 10–13 tahun dan berakhir pada usia 18–22 tahun. Remaja merupakan individu yang sedang mengalami proses pematangan seksual, perubahan jiwa serta perubahan ketergantungan menjadi relatif mandiri,” ujarnya.
Diterangkan, ancaman HIV/AIDS disebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja muncul ke permukaan. Dimana diperkirakan 20-25 persen dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja.
Dikatakan, meskipun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun menurun, namun jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang dibutuhkan.
“Bila pengetahuan mengenai keluarga berencana dan metode kontrasepsi meningkat pada pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal serupa terjadi pada populasi remaja,” teragnya.
Ia juga menjelasakan, kelompok populasi remaja sangat besar dan saat ini lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah umur 25 tahun, dan 29 persen berusia antara 10-25 tahun.
Ia menekankan, generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif dan produktif, jika anak-anak mengalami stunting akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ketika dewasa, stunting menyebabkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, tidak optimalnya ukuran fisik tumbuh serta gangguan metabolism.
“Oleh karena itu pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas dan berkualitas,” imbuhnya.
Ditambahkan, permasalahan narkoba di Indoenesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks, yang mana dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak.

Disampaikan, dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan.
“Hal inilah yang menjadi kewaspadaan bagi kita, untuk selalu melakukan upaya, pencegahan pada berbagai tingkatan, karena kepedulian PKK pada generasi muda sehingga PKK mempunyai peran dalam menyelamatkan anak bangsa dari bahaya narkoba,” pungkasnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Teluk Bintuni, Ny.Priska Pricilia Kasihiw melalui Ketua III, Ermy Killian menyambut baik sosialisasi yang diseleanggarakan.
Menurutnya, sosialisasi tersebut tepat karena sebagai upaya pencegahan pernikahan dini dan stunting menuju keluarga Indonesia sehat dan sejahera di Kabupaten Teluk Bintuni.
“Semoga para pelajar dari beberapa sekolah yang ada di Bintuni yang mengikuti kegiatan ini bisa mengingat, memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Sehingga diharapkan para pelajar tersebut kedepan menjadi generasi yang baik,” pungkasnya. [ABI-R4]