Manokwari, TP – Inflasi atau kenaikan harga barang secara year on year (yoy) terjadi di Papua Barat pada bulan Januari 2023 sebesar 3,58 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 113,31 poin.
Inflasi di Papua Barat, merupakan gabungan dari harga konsumen atau harga beli di dua kabupaten IHK, yaitu Manokwari dan Kota Sorong juga terjadi Inflasi (kenaikan).
Statistis Ahli Madya BPS Papua Barat, Lasmini menjelaskan, inflasi tahunan di Manokwari tercatat 6,08 persen, sementara inflasi bulanan atau Januari 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 0,03 persen, dan secara month to month (mtm) atauJanuari 2023 terhadap Desember 2023 sebesar 0,03 persen.
Di Kota Sorong, inflasi tahunan tercatat 3,23 persen, secara yoy sebesar 0,96 persen, dan secara mtm sebesar 0,96 persen.
“Dari 90 kota IHK semuanya mengalami inflasi dan tidak ada yang mengalami deflasi, Manokwari berada diurutan ke 28 dan Kota Sorong diurutkan 90 merupakan inflasi terendah,” sebut Lasmini saat memaparkan inflasi di kantor BPS Papua Barat, Rabu (1/2).
Lasmini menerangkan, inflasi yoy gabungan dua kota IHK di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran, yakni: kelompok transportasi 20,77 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,77 persen.
Kemudian, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 7,33 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 6,84 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 6,11 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan 3,57 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 3,29 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 2,74 persen, serta kelompok pendidikan 0,91 persen.
Lasmini mengungkapkan, terdapat lima komoditas penyumbang inflasi di Manokwari, diantaranya; angkutan udara, bensin, ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan sirih.
Di Kota Sorong, diantaranya; angkutan udara, bensin, angkutan dalam kota, bawang merah, dan tomat. Lasmini berpendapat, komoditas ikan masih menjadi penyumbang inflasi di kabupaten Manokwari karena kondisi cuaca yang kurang baik selama Januari 2023, sehingga mempengaruhi produktivitas nelayan.
Selain itu, manajemen stok ikan di Manokwari juga belum ada sehingga tidak ada yang mengontrol penjualan ikan.
Menurutnya, di Manokwari membutuhkan manajemen stok berupa pembangunan tempat penyimpanan ikan atau cold storage untuk menjaga ketersediaan stok.
“Kalau manajemen stoknya ada dan terjaga, pasti harga akan stabil karena kalau seandainya nelayan tidak melaut karena cuaca dan tidak ada hasil, maka masih ada stoknya. Kalau untuk pembangunan cold storage itu mungkin lebih kepada TPID,” tandas Lasmini. [SDR-R3]