Manokwari, TABURAPOS.CO – Puncak perayaan HUT Pekabaran Injil (PI) ke-168 di Tanah Papua, ditandai ibadah syukur berlangsung khidmat, di halaman Gereja Centrum, Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Minggu (5/2).
Ibadah di bawah sorotan tema ‘Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan, Kedamaian, dan Kesejahteraan’ (2 Kor. 5:18-19 dan Maz. 72:2-3) serta subtema: ‘Membangun Kesehatian, Mewujudkan Pembaharuan Menuju GKI di Tanah Papua yang Mandiri dan Misioner’.
Dari pantauan Tabura Pos, sekitar pukul 12.00 WIT, prosesi ibadah dimulai dengan penjemputan pelayan firman, Pdt. Gustav Wutoy, diiringi tarian kreasi yang dibawakan Pam Ahmeta Yerubeni, Kenari Tinggi, lantunan musik tradisional dan paduan suara.
Dengan panggilan ibadah, Zendeling Johann G. Geissler menulis kesan pertama kali di medan Pekabaran Injil di tanah New Guinea, negeri hitam yang disebut negeri iblis.
Pada Minggu pagi, yakni minggu zending, tanggal 5 Februari 1855 di atas kapal yang mengantar mereka sesaat sebelum melepaskan sauhnya di pantai Pulau Mansinam.
Ia menulis kesan ‘Anda tak dapat membayangkan betapa besar sukacita kami bahwa pada akhirnya tanah tujuan terlihat. Matahari terbit dengan indahnya. Ya, semoga matahari yang sebenarnya menyinari kami dan orang-orang kafir yang malang itu, yang telah sekian lamanya meranah di dalam kegelapan. Semoga Sang Gembala Setia mengumpulkan mereka di bawah tongkat gembala-Nya yang lembut’.
Dalam ibadah, Pdt. Gustav Wutoy membacakan firman Tuhan yang diambil dari Roma 9: 1-29, dengan judul pilihan atas Israel. Dalam khotbahnya, ia menghubungkan firman Tuhan dengan perjalanan kedua zendeling tersebut.
Dirinya menggambarkan secara umum terkait profil kedua zendeling hingga perjalanan mulai dari negeri kelahiran mereka di Jerman hingga perjalanan selama 3 tahun lebih sampai menginjakkan kaki di Pulau Mansinam.
Usai perayaan ibadah, acara dilanjutkan dengan sambutan, baik dari pihak gereja maupun pemerintah.
Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengatakan, 168 tahun sudah api Injil dinyalakan di tanah Papua.
Dalam pasang surut Pekabaran Injil, tentunya ada suka dan duka. “Tapi saya mau katakan bahwa di atas tanah ini, Tuhan terus dipermuliakan. Kita terus mempermuliakan nama Tuhan,” kata Waterpauw.
Menurutnya, momentum sejarah religius seperti ini, jangan menunggu setiap 5 tahun, karena waktu Tuhan sebentar lagi akan datang. “Tuhan tidak tunggu, hei Waterpauw, kamu siapkan 5 tahun ke depan, saya akan datang, tidak. Tuhan akan datang di waktu-waktu yang kita tidak tahu,” ujar Penjabat Gubernur.
Diutarakan Waterpauw, ada tiga panggilan gereja besar yang harus diimani, jangan suam-suam kuku, bekerja hanya rutinitas. Sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat, waktunya singkat, tetapi Tuhan yang tunjuk dirinya untuk hadir di sini.
“Saya mau mengubah suam-suam kuku iman itu. Untuk itu, saya mohon dengan sangat, marilah kita ikat dan doakan bersama-sama di menara doa di Pulau Mansinam, karena dua hamba Tuhan sudah menginjakkan kaki di sini dan memberkati tanah ini. Tahun depan kita buat yang lebih besar dan lebih dahsyat lagi,” katanya.
Sementara Ketua Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu mengatakan, pertama, marilah bersyukur kepada Tuhan, karena hari ini semua berada di pulau yang bersejarah, Pulau Mansinam.
Dikatakannya, perayaan 168 tahun yang lalu ketika Injil tiba di Teluk Doreri, pantai Mansinam oleh kedua rasul Tuhan, Johann G. Geissler dan Carl W. Ottow dengan pijakan kaki dalam doa ‘dengan nama Tuhan, kami menginjak tanah ini’.
Ia menerangkan, doa yang menginspirasi dan kerja Pekabaran Injil telah dimulai dan dibuka di tanah ini. “Saya pastikan, kita semua melihat dan mengerti, apa yang dipesankan oleh founding fathers kita, Dr. Fc Kamma dalam bukunya Ajaib di Mata Kita.
“Siapa menyebut nama Papua, dia menyebut Injil, maka dia harus punya perlawanan dan peran terhadap kuasa kegelapan yang ada di atas tanah itu,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Manokwari, Hermus Indou mengakui, seluruh kegiatan dalam rangka memperingati atau HUT PI ke-168, sangat baik dan meriah.
“Ini tentu menjadi sebuah apresiasi dari seluruh umat Kristen, tetapi umat beragama di Manokwari untuk menghormati Tuhan dan juga menghargai kasih Tuhan yang telah dinyatakan guna transformasi pembangunan di tanah Papua,” katanya kepada para wartawan di Pulau Mansinam, usai perayaan ibadah, kemarin.
Dikatakan Indou, tentu Pemkab Manokwari memberi apresiasi kepada masyarakat dan semua pihak, termasuk pihak keamanan, dalam hal ini, Polres Manokwari, Kodim 1801 Manokwari dan semua masyarakat dari berbagai suku, ras, dan agama.
“Marilah saling bahu-membahu melihat 5 Februari sebagai hajatan bersama yang wajib dan juga dapat disukseskan bersama-sama. Tidak ada kata yang indah selain kata terima kasih dan penghormatan kepada semua pihak yang telah berkolaborasi, berpartisipasi menyukseskan HUT PI ini,” tandas Indou. [FSM-R1]