Bintuni, TABURAPOS.CO – Pembangunan gedung baru gereja GPKAI ELSHADAI Nusantara Teluk Bintuni, sudah mulai dilakukan.
Gedung gereja baru GPKAI ELSHADAI Nusantara Bintuni, akan dibangun dua lantai dan membutuhkan dana senilai Rp 4 miliar lebih.
Gereja tersebut, nantinya akan menjadi sentral gereja GPKAI di Teluk Bintuni dan refresentatif bagi umat atau jemaat untuk melakukan ibadah.
“Saya melihat jemaat di sini memiliki semangat yang tinggi untuk pembangunan Gereja GPKAI ELSHADAI Nusantara. Gereja ini nantinya sangat representative, untuk umat melakukan ibadah,” ujar Wakil Bupati Bintunu, Matret Kokop, saat hadiri peletakan batu pertama, di Kompleks PLTD Kampung Lama, Jumat (10/02/2023) .
Wabup mengajak jemaat bersyukur dan terus bergerak bersama-sama membentuk panitia untuk pembanguan gereja baru.
”Bantuan tidak hanya sebatas biaya tetapi juga bisa dengan tenaga sehingga gereja ini bisa terbangun. Semua jemaat bisa berpartisipasi dan berkontribusi dengan semengat yang tinggi. Maka saya yakin gereja GPKAI EL SHADAI Nusantara ini dapat cepat selesai dan berdiri megah sehingga dapat digunakan untuk beribadah oleh jemaat.
Dengan memiliki ketua panitia pembangunan gereja yang masih muda cukup enerjik untuk mengajak seluruh unsur masyarakat untuk bahu-membahu dalam membangun gereja ini,” ujar Wabup.
Ditempat yang sama, ketua panitia pembangunan Gereja GPKAI ELSHADAI Nusantara, Ferdinand Orocomna, S.STP dalam laporannya menjelaskan dalam pembangunan gereja tersebut membutuhkan biaya Rp.4 milair lebih

Gereja ini merupakan sentral GPKAI di Kabupaten Teluk Bintuni dan rencana akan dibangun dua lantai. Oleh sebab itu, membutuhkan sponsor dan donatur untuk membantu pembangunan gereja tersebut, direncanakan pembangunan gereja ini sudah berjalan dua tahun.
“Kami sudah membebaskan lahan seluas 70 meter x 70 meter untuk lokasi pembangunanya. Saat ini yang sudah jadiu yaitu pagar tembok dan rumah pastor,” terang Ferdinand Orocomna.
Ia menambahkamn, biaya yang sudah keluarkan sekitar Rp 1 miliar untuk pembayaran tanah, pembangunan rumah pastor dan pambagunan pagar. Anggaran dikeluarkan bukan bantuan dari Pemda melainkan itu swadaya dari masyarkat dan donatur.
”Saya berharap agar masyarakat juga ikut bergotong-royong atau berswadaya terutama masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk memberikan bantun dalam pembanguan gereja ini.
Saya juga berharap agar pemerintah daerah bisa memperhatikan pembangunan gereja tersebut. Karena selama ini kami sudah memasukkan proposal namun belum dijawab,” pungksnya [ABI-R4]