Manokwari, TP – Kesadaran dan kedisiplinan warga untuk membuang sampah pada tempatnya, ternyata masih sangat rendah. Di samping itu, ada juga penyebab lain, yakni minimnya fasilitas dan pengolahan sampah di tingkat rumah tangga.
Seorang petugas kebersihan, Alan mengatakan, masalah kebersihan lingkungan, sesungguhnya bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk warga.
Diakuinya, petugas kebersihan selalu turun untuk memastikan pelayanan persampahan berjalan baik, tetapi di beberapa lokasi, ternyata sampah bertumpuk di lokasi yang sebenarnya bukan tempat penampungan sampah.
Alan berharap warga ikut menyadari bahwa petugas sampah mempunyai tugas yang berat meskipun terlihat ringan. Bahkan, kata dia, petugas kebersihan terkadang berada di lapangan di luar jam kerja.
“Kita kadang lembur, karena kita harus memastikan semua aman. Namun harus diakui, kesadaran masyarakat membuang sampah di tempatnya masih rendah. Ini harus diperhatikan,” ujar Alan kepada Tabura Pos di lapangan Borarsi, Manokwari, Jumat (24/2).
Disinggung kendala yang dihadapi selama ini, Alan mengaku, petugas kebersihan tidak mengalami kendala serius, meski harus diakui dibutuhkan penambahan armada pengangkut sampah.
“Kendala tidak ada. Personil cukup, tetapi armada memang perlu ditambah, karena jangkauan kita ini jauh. Kita juga berharap ada kenaikan ganji, kemudian diberikan BPJS Kesehatan, karena pekerjaan kita ini memang berat, karena berkaitan dengan sampah,” imbuh Alan seraya meminta warga juga agar membuang sampah pada tempatnya.

Secara terpisah, seorang petugas kebersihan di Reremi Permai, Arto Sineri menjelaskan, salah satu masalah yang sering ditemukan yakni rendahnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya, padahal sejumlah bak sampah sudah disediakan.
Bahkan, ungkap Arto, ada warga yang berperilaku kurang baik, membuang sampah di parit atau dilempar di samping bak sampah, sehingga berhamburan di jalan.
“Inilah yang masih ditemukan. Kadang kalau kita tegur, warga balik tegur. Padahal kita juga kasihan orang di bagian bawah hujan, sampah yang dibuang ke parit, biasa dikeluhkan karena masuk ke halaman rumah,” jelas Arto.
Pada kesempatan itu, Arto mengakui bahwa pemerintah sudah seharusnya menambah armada, seperti truk ambrol dan truk back up supaya pelayanan bisa maksimal.
“Roda tiga jalan terus, tapi belum tentu jalan sesuai jam, sehingga sasarannya warga itu bak. Kita harap memang ada penambahan armada,” katanya.
Di sisi lain, ia juga berharap pemerintah menaikkan gaji dan memberikan fasilitas pelayanan kesehatan, dalam hal ini BPJS Kesehatan.
“Terus terang, kami di TPS Reremi ini kadang petugas pulang rumah jam 1, kadang juga jam 3 malam. Kita tidak bisa pulang kalau tidak pastikan semua di lapangan aman,” tandas Arto. [AND-R1]