Manokwari, TABURAPOS.CO – Nasib remaja berinisial YGKNB berusia 17 tahun yang dititipkan di Rumah Aman, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Manokwari, semakin memburuk.
Untuk itu, dia harus segera mendapatkan penanganan serius supaya bisa pulih akibat perubahan perilaku setelah menyalahgunakan narkotika jenis Ganja.
Ironisnya, kedua orangtua maupun keluarga mengalami keterbatasan anggaran dan berharap ada bantuan pemerintah maupun pihak terkait.
Kepala UPTD PPA Kabupaten Manokwari, Regina A. Rumayomi menjelaskan, remaja ini masih dititipkan di Rumah Aman sejak dititipkan dari Bapas Kelas 1 Manokwari, Selasa (31/1/2023).
Diakui Regina Rumayomi, saat ini kondisinya semakin memburuk dan harus mendapatkan penanganan, dirujuk untuk berobat atau terapi, karena diduga mengalami gangguan pada saraf.
Ia menerangkan, UPTD PPA hanya bisa memfasilitasi Rumah Aman untuk remaja ini, karena tidak mempunyai kemampuan merujuknya untuk berobat akibat keterbatasan anggaran.
Menurut dia, upaya yang dilakukan UPTD PPA agar bisa segera mendapatkan penanganan, yakni mengajukan proposal ke Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) untuk mendapatkan bantuan biaya dan sebagainya.
“Seharusnya, Dinas Sosial juga berperan aktif. Saya sudah berusaha koordinasi hari ini, proposalnya sudah naik ke MRPB untuk bantuan biaya dan sebagainya, karena kalau kita menunggu untuk pemerintah, sepertinya tunggu DPA, sedangkan anaknya harus segera ditangani,” terang Regina Rumayomi kepada Tabura Pos di Polresta Manokwari, Rabu (1/3).
Dikatakannya, terkait hal ini, semua pihak memiliki peran dan tanggung jawab, sehingga sistem jemput bola harus dilakukan. Remaja ini, kata dia, merupakan korban dari penyalahgunaan narkotika yang telah merenggut masa depannya.
Regina Rumayomi mengungkapkan, sekarang dia benar-benar dalam kondisi tidak berdaya dan jika dibiarkan, maka hanya akan memperparah kondisinya, sedangkan orangtua dan keluarganya juga dalam serba keterbatasan.
“Anak ini juga sekarang tidak sekolah, sedangkan ini sudah mau ulangan kenaikan kelas,” jelas Regina Rumayomi.
Dirinya berharap pemerintah dan pihak terkait ikut prihatin dengan kondisi remaja ini, jangan menutup mata supaya tidak ada lagi generasi penerus yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika.
“Orangtuanya setuju kalau ada yang bantu dia berangkat. Makanya, diharapkan bantuan pemda untuk melihat anak ini. Jangan tidur, jangan menutup mata, tetapi kita sama-sama berikan dukungan agar anak ini bisa segera berangkat untuk berobat,” tukas Regina Rumayomi. [AND-R1]