Manokwari, TABURAPOS.CO – Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Non TPI Manokwari Provinsi Papua Barat saat ini telah meluncurkan berbagai inovasi dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Kepala Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Manokwari, Lukie Reza Kusumah mengatakan, inovasi yang diluncurkan diantaranya program Jejanpapeda.
Kusumah menjelaskan, jajanpapeda adalah Jelajah Layanan Paspor Pergi ke Desa. Melalui program ini, pihaknya akan pergi ke kabupaten-kabupaten yang ada di wilayah kerja kantor Imigrasi Manokwari.
“Sepanjang tahun 2022 hingga tahun 2023 ini, kita sudah melaksanakan program Jajanpapeda sebanyak empat kali dan terakhir kita pergi ke Kabupaten Teluk Bintuni dan minggu depan rencananya kami ke Teluk Wondama,” terang Kusumah kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (7/3/2023).
Selain program Jejanpapeda, ada juga program inovasi layanan, Izi paspor yakni, layanan untuk komunitas atau instansi pemerintah yang dilayani langsung instansi tersebut.

“Nah, di sepanjang tahun 2022 kita sudah melaksanakan sebanyak 4 kali diantaranya di Polda Papua Barat, Hotel Aston dan beberapa biro umroh,” ujarnya seraya menambahkan, program inovasi lainnya adalah Simaleo yang pelayanannya dilakukan di Manokwari City Mal (MCM).
Khusus program Simaleo, sambung dia, pihaknya sudah melaksanakan sebanyak 9 sekali selama tahun 2022 hingga Februari tahun 2023. “Program Simaleo ini hanya sebulan sekali, tapi pada April mendatang kita akan lakukan satu bulan dua kali sebagai pelayanan diakhir pekan, Jumat, Sabtu dan Minggu,” tuturnya.
Disinggung terkait animo masyarakat terhadap program inovasi layanan dari Kantor Imigrasi Manokwari sendiri, klaim Kusumah yang paling menyentuh masyarakat adalah Jejanpapeda dan program Simaleo.
Sebab, sambung dia, masyarakat di wilayah Kerja Kantor Imigrasi Manokwari dapat dipermudah dengan program inovasi layanan ini dan pihaknya langsung turun ke masyarakat.
“Yang jadi persoalan saat kita turun ke masyarakat adalah jaringan. Kita harus pastikan jaringan dulu, bagaimana jaringan, kalau jaringan selulernya kurang baik, maka kita tidak bisa datang. Jadi alternatif lain yang kita ambil adalah mengambil berkas mereka ke kantor dan entri data dulu barulah mengambil foto mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, program inovasi layanan saat dilakukan di Teluk Bintuni, dan Teluk Wondama pihaknya memakai cara tersebut. “Datanya datang, dientri, berapa orang barulah mengambil foto disina, kalau tidak seperti itu agak sulit. Kemarin, kami ke Bintuni Signalnya bagus singnalnya 4G, tapi kalau kita mengisi data atau vidio call sangatlah lambat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebutuhan masyarakat paling banyak mengurus paspor untuk kebutuhan haji, umroh dan wisata rohani.
Inovasi lain yang disiapkan oleh Kanim Kelas I Non TPI Manokwari adalah program layanan Drive Thru atau layanan tanpa turun (lantatur).
Layanan ini dinilai akan sangat mempermudah dan mempercepat proses permohonan paspor di Kanim Manokwari.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Manokwari, Iman teguh Adianto mengatakan, program inovasi layanan Drive Thru ini kurang lebih sudah disiapkan satu tahun lebih, hanya saja sampai saat ini belum ada masyarakat yang memanfaatkan program tersebut.
“Program layanan ini sangatlah mudah dan mempercepat permohonan paspor untuk masyarakat. Tapi, kami juga bingung kenapa masyarakat belum memanfaatkan program Drive Thru ini,” terang Adianto, Selasa (7/3/2023).
Dirinya mengklaim, program layanan Drive Thru sudah disosialisasikan ke masyarakat. Namun sayangnya, sampai saat ini belum dimanfaatkan masyarakat.
Melalui program ini masyarakat bisa mendapatkan pelayanan hanya dengan memarkirkan kendaraannya tanpa harus turun. Kemudian petugas menyiapkan alatnya dan masyarakat bisa langsung berkomunikasi dengan petugas di dalam.
“Masyarakat tinggal menyebutkan nomor permohonan paspor dan tidak sampai 15 menit petugas Kanim akan mengantarkan paspornya ke mobilnya,”
“Artinya, masyarakat tidak perlu turun dari mobilnya. Kami juga tidak tahu kenapa masyarakat belum memanfaatkan program ini. Kalau di daerah lain program ini sangatlah idola dan dalam satu hari bisa 200-300 orang antri pengurusan paspor, karena mereka tidak perlu turun dari mobil. Tapi, kalau disini mungkin belum terbiasa, sayang sekali kalau program ini belum dimanfaatkan pada hal kita sudah siapkan,” pungkas Adianto. [FSM-R3]