Manokwari, TABURAPOS.CO – Penanganan terhadap anak yang mengalami gagal tumbuh (stunting) di wilayah kerja Puskesmas Sowi, Distrik Manokwari Selatan (Mansel) diklaim berhasil.
Kepala Puskesmas Sowi, Gerda Boseren menerangkan, Puksesmas Sowi dan TP PKK Kabupaten Manokwari, telah mendirikan rumah gizi yang telah beroperasi sejak tahun lalu.
Di mana, rumah gizi tersebut menangani 30 anak di wilayah kerja Puskesmas Sowi yang mengalami gagal tumbuh, dengan memberikan makanan tambahan bergizi selama tiga bulan berturut-turut.
Hasilnya, menurut Gerda Boseren, dari 30 anak dimaksud, 29 anak telah mengalami perkembangan perbaikan gizi yang lebih daripada sebelumnya.
“30 anak itu kini masih menjalani pemeriksaan rutin, untuk memastikan bahwa mereka sudah lebih baik dari kondisi sebelumnya. Yang tersisa cuma satu orang. Tetapi itupun karena ada penyakit lain yakni paru,” jelas Gerda Boseren, kepada Tabura Pos, di gedung PWKI Papua Barat, Jumat (17/3).
Lanjutnya, sampai saat ini anak tersebut masih dalam perawatan dan pengobatan oleh tim penanganan stunting.
Gerda Boseren mengungkapkan, proyek penanganan stunting yang berjalan selama tiga bulan itu, berhasil menurunkan perlahan angka stunting di Sowi. Dimana pada bulan pertama berjalan, tersisa sepuluh anak dengan kondisi stunting.
Menurutnya, progres penurunan stunting dalam proyek itu dimulai dengan koordinasi bersama kader Posyandu di Kelurahan Sowi. Dimana, anak-anak balita dengan kondisi stunting awalnya didata. Selanjutnya, dikoordinasikan dengan kader setempat dengan mengadakan pengukuran anak dengan kondisi stunting.
“Kemudian kita siapkan alat masak termasuk kotak makan. Itu disiapkan oleh Ibu Ketua Tim PKK langsung. Kader Posyandu di Kelurahan Sowi bergerak cepat untuk mengelola bahan makanan, dan menu untuk anak dengan kondisi stunting disebutnya telah diatur oleh ahli gizi yang disiapkan dari Puskesmas Sowi, serta penanganan diawasi petugas kami dari Puskesmas Sowi,” bebernya.
Gerda Boseren menyebutkan, tidak hanya susu, anak penderita stunting dipastikan diberikan makanan dengan nutrisi yang cukup. “Dalam tiga bulan proyek berjalan, pengukuran terus dilakukan hingga kini bisa dikatakan berhasil hanya satu anak itu yang masih diawasi sama dokter,” pungkas Kepala Puskesmas Sowi. [SDR-R3]