Manokwari, TABURAPOS.CO – Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Manokwari (YPTM), Petrus Makbon melantik Filep Wamafma sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari periode 2023-2027 di salah satu hotel di Manokwari, Senin (27/3/2023).
Pantauan Tabura Pos, pengambilan sumpah janji jabatan dan pelantikan disaksikan langsung Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua dan Papua Barat, Suriel Mofu, pewakilan Pemerintah Provinsi Papua Barat, civitas akademika STIH Manokwari dan para stakeholder lainnya.
Usai pengambilan sumpah janji jabatan oleh Ketua YPTM dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh Ketua STIH Manokwari yang baru dilantik dan Ketua YPTM.
Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Manokwari, STIH Manokwar, Petrus Makbon mengatakan, Ketua STIH Manokwari telah dilantik, maka sebagai ketua yayasan berharap semua civitas akademik di STIH Manokwari harus turut mendukung.
“Saya menyampaikan selamat dan sukses atas pelantikan tetapi yang pertama yang ingatkan sebelum membangun harus mengutamakan sumber daya manusia (SDM) terutama untuk para dosen di STIH Manokwari,” pesan Makbon saat memberikan sambutan pada acara pelantikan Ketua STIH Manokwari, kemarin.
Dikatakan Makbon, pihaknya tidak menggunakan anggaran dari mana-mana, tapi anggaran tersebut dari mahasiswa yang dipakai untuk mengelola kampus STIH Manokwari.
“Ini sama dengan persembahan. Jadi, saya ingatkan mahasiswa ini bayar SPP mereka pasti tidak, saya tegaskan kepada Ketua untuk mengutamakan SDM dosen. Sekali lagi, kita harus fokus di STIH, jangan ilmu yang kita dapat kita kasih ke orang lain, itu tidak bagus,” pinta Makbon.
Ketua STIH Manokwari periode 2023-2027, Filep Wamafma menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada dirinya sebagai Ketua STIH Manokwari untuk periode ketiga.
“Orang bilang satu periode cukup, dua periode cukup, tapi STIH Manokwari berikan kepercayaan sekaligus tanggung jawab untuk tiga periode. Berbeda dengan kampus lain, tidak ada yang istimewa dalam hal kesejahteraan, karena di STIH Manokwari hanya butuh pengabdian, kalau di STIH tidak ada SPPD dan uang rumah tangga, tapi ketua harus cari uang,” terang Wamafma saat memberikan sambutan pelantikan kemarin.
Dikisahkan Wamafma, sejak tahun 2009 dirinya masuk di STIH sebagai staf biasa dibagian umum untuk membantu angkat-angkat kertas, antar undangan dan stempel surat ujian. Dari staf biasa dibagian umum dirinya dipindakan sebagai staf perpustakaan.
“Jadi saat saya masuk di STIH tidak langsung menjadi pemimpin. Tapi dari staf biasa dibagian umum dan staf perpustakaan, dari situlah saya berasal, saya tidak ikut seleksi terbuka langsung jadi ketua, tidak. Saya berada di STIH Manokwari mulai dari STIH belum ada apa-apa,“ terangnya.
Kemudian, lanjut dia, sesuatu berubah ketika dirinya diberikan kesempatan oleh Almarhum Jhon Yawan untuk mengambil pendidikan Magister di Yogyakarta. Usai pendidikan, dirinya diberikan kepercayaan untuk menjabat sebagai Wakil Ketua II STIH Manokwari.
“Selanjutnya, saya mengikuti seleksi komisioner KPU Provinsi dan saya menjadi komisioner KPU. Dari KPU kami mendapatkan sumbangsih gedung untuk STIH Manokwari. Puji Tuhan dari Wakil Ketua II naik menjadi Wakil Ketua I dan akhirnya saya memimpin STIH Manokwari hingga hari ini periode ketiga,” terangnya.
Lebih lanjut, Wamafma mengajak semua pihak untuk berlari, khususnya untuk staf, dosen, yayasan. Karena, dirinya masih kuat untuk berlari, maka bagi yang tidak kuat istirahat.
“Karena kita didesak oleh LLDikti untuk mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas. Sebagai Ketua saya mengajak kita semua khususnya dosen dan pegawai mari kita berlari. Sudah 48 tahun kita berlari di Tanah Papua, saya mengajak kita berlari di jalan tol menuju tahun emas STIH Manokwari yang ke 50 tahun hadir di Tanah Papua,” terangnya.
Wamafma menyatakan, saat ini membutuhkan pekerja keras, maka itu dirinya akan mengutamakan SDM dosen, supaya ditahun 2025 mendatang, tidak ada lagi dosen berpendidikan magister, namun semuanya sudah bergelar doktor.
“Saya akan paksa para dosen untuk kuliah, kalau perguruan lain pastinya akan pilih-pilih. Kalau saya tidak semua harus kuliah. Karena keberhasilan STIH bukan pada siapa pemimpinnya tetapi bagaimana semua mengambil peran terutama para dosen,” tandas Wamafma. [FSM-R3]
