Ransiki, TP – Atraksi dalam bentuk drama proses penyaliban Yesus Kristus mewarnai Ibadah Perayaan Paskah di Gereja Protestan Indonesia (GPI) Jemaat Petra Anday, Manokwari, Minggu (9/4) dini hari.
Dengan menjiwai peran masing-masing, drama penyaliban Yesus Kristus dimainkan pemuda-pemudi GPI Jemaat Petra Anday dimulai dari perjalanan Yesus saat melakukan mukjizat dengan menyembuhkan orang buta di Betsaida.
Setelah melakukan banyak mujizat, drama dilanjutkan dengan adegan makan perjamuan Yesus bersama murid-muridnya sebelum ia ditangkap karena dijual oleh salah satu muridnya, Yudas Iskariot dengan harga 30 keping perak.
Setelah Yesus dijual oleh Yudas Iskariot pada musuh-musuh Yesus yaitu para Imam Kepala dan Ahli Taurat, pemuda-pemudi GPI Jemaat Petra Anday, lalu memperagakan saat Yesus dihadapkan ke Raja Pontius Pilatus dan Herodes, hingga akhirnya Yesus dijatuhi dihukum mati.
Sebelum menaiki tiang Kayu Salib, pemuda-pemudi GPI Jemaat Petra Anday memerankan ketika Yesus disiksa prajurit Romawi, dengan hukuman cambuk sebanyak 39 kali dan ketika Yesus dimahkotai dengan mahkota berduri, kemudian Yesus disalibkan Bukit Golgotha. Prosesi penyaliban Yesus melalui drama yang dimainkan sempat meneteskan air mata Jemaat Petra Anday yang menyaksikan drama tersebut.

Tidak berakhir sampai disitu, drama penyaliban Yesus juga mempertontonkan seorang kaya yang baik hati yaitu Yusuf dari Arimatea, yang menurunkan jenazah Yesus dari tiang Kayu Salib lalu meminyaki tubuh Yesus dengan rempah dan membukusnya dengan kain linen, lalu dibaringkan pada makam yang dibuat dalam Bukit Batu.
Drama penyaliban Yesus di akhiri dengan kabar sukacita kebangkitan Yesus, ketika Maria Magdalena dan para wanita lainnya kaget melihat makam Yesus yang sudah kosong. Kebangkitan Yesus yang kemudian dikenal dengan Hari Raya Paskah yang dirayakan Umat Kristen setiap tahunnya.
Usai menyaksikan drama penyaliban Yesus Kristus, perayaan Paskah dilanjutkan dengan pawai obor mengelilingi Kampung Uday Maju Anday, kemudian dilanjutkan prosesi api unggun dengan mendengar refleksi renungan singkat yang dibawakan Ketua Majelis Jemaat GPI Petra Anday, Pdt. Melanthon Luden, M.Th.
Dikatakan Luden, Salib telah menjadi bagian dari kehidupan pribadi lepas pribadi Jemaat Petra Anday, Salib telah mengubah hati setiap orang yang dipenuhi kekerasan, ketidakadilan dan dendam, telah dihancurkan oleh Salib, seperti kumpulan kayu yang hancur menjadi debu dalam api unggun ini.
“Kekerasan hati kita oleh karena iri hati, sakit hati, kekecewaan dan berbagai macam tantangan kehidupan yang Tuhan izinkan terjadi juga akan dihancurkan oleh Salib, ketika kita membuka diri dan membawa diri dihadapan Tuhan untuk diperbaharui seturut kehendaknya, karena kita adalah orang-orang yang berdosa,” ucap Luden.

Lanjut dia, Jemaat Petra Anday patut bersyukur karena kebaikan dan cinta kakasihnya yang membuat Jemaat Petra Anday dapat berdiri tegak dihadapan Allah dan berkata ‘Inilah Aku Tuhan, Utuslah’, kendatipun manusia di kuasai oleh dosa, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan tetapi karena Kasih Karunia Tuhan telah memampukan kehidupan pribadi lepas pribadi, supaya setiap orang mampu berkata ‘Aku siap menjadi rekan sekerja Allah, Aku siap menjadi pelayanan Tuhan dan siap menjadi utusan Tuhan ditengah-tengah dunia ini’.
“Mari kita menyadari bahwa kehidupan kita tidak lepas dari dosa dan kesalahan. Mari kita mengakui dihadapan Tuhan bahwa hidup kita tidak lepas dari kesombongan-kesombongan, iri hati dan kekecewaan dimanapun kita berada,” ujarnya.
Oleh karena itu, Luden mengajak, seluruh Jemaat Petra Anday untuk membuka diri dan menyerahkan semua dihadapan Tuhan, segala ketidakmampuan diri, ketidakberdayaan dan segala keterbatasan, bawalah kepada Tuhan dan berkomitmen dihadapan Tuhan untuk berdiri menjadi rekan sekerja Allah dan utusan untuk menyatakan kehendak Tuhan ditengah-tengah dunia ini.
Menyambung dalam khotbahnya pada Ibadah Syukur Paskah, Minggu (9/4) pagi. Pdt. Melanthon Luden, M.Th, mengatakan, sebagimana Tema Paskah GPI tahun 2023 adalah ‘Ia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut!, terdapat dalam Injil Matius Pasal 28 Ayat 7.
Dalam Alkitab menceritakan bahwa Galilea adalah tempat dimana Tuhan Yesus paling banyak melakukan mujizat, Alkitab mencatat sebanyak 22 tanda mujizat telah dilakukan Yesus di Galilea.

Selanjutnya dalam Injil Matius Pasal 28 Ayat 10, berbunyi ‘Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku’ Ayat tersebut menekankan bahwa ada tugas dan tanggungjawab yang Tuhan percayakan bagi manusia untuk pergi menyatakan, memberitakan dan menyampaikan kepada semua orang bahwa Kristus sudah bangkit, Kristus adalah Juruselemat dan satu-satunya pemilik kehidupan.
“Itu yang harus kita kerjakan dan kita lakukan, berlomba-lomba untuk memberitakan Firman Tuhan, menjadi saksi baginya dan melakukan kehendaknya didalam kehidupan kita. Ini pesan Firman Tuhan bagi kita,” Pinta dia.
Pdt. Melanthon Luden mengungkapkan, dimanapun Jemaat Petra Anday berada harus tetap menjadi pemberita-pemberita Firman Tuhan, maka nyatakanlah kuasa kebangkitan Kristus, hakekat dan wujud kebangkitan Kristus dalam kehidupan pribadi lepas pribadi lewat kerendahan hati, kejujuran dan tanggungjawab yang luar biasa dan kegigihan untuk melakukan semua yang Tuhan percayakan bagi kehidupan Jamaat Petra Anday.
Sekali lagi, dia menegaskan, Firman Tuhan menyatakan pergilah sampaikan dan beritakan bahwa Kristus telah bangkit. Kebangkitanya itulah yang memberikan hidup, memberikan dampak dan yang memberikan masa depan serta damai sejahtera bagi kehidupan setiap orang.

“Lebih baik satu hari di Pelataran Tuhan, daripada seribu hari di tempat lain, semalam suntuk telah kita lewati hingga tiba pada perayaan Paskah, maka biarlah sukacita kebangkitan Kristus menjadi bagian kehidupan kita, menuntun kita supaya tidak lagi gelisah dan kecewa tetapi percaya dan mau terus berjalan bersama Tuhan, meraih masa depan yang Tuhan telah siapkan bagi pribadi-pribadi kita,” tutup Luden. [BOM]