Manokwari, TABURAPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat terus berupaya menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah Papua Barat.
Salah satu dari sekian upaya yang dilakukan Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw adalah dengan mengunjungi sejumlah kabupaten di Papua Barat disela-sela Safari Ramadhan 1444 hijriah.
Sarafi Ramadhan dilakukan Waterpauw dimulai dari Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (14/4/2023). Kemudian ke Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana, Selasa (18/4/2023) dan kini di Kabupaten Teluk Wondama, Rabu (19/4/2023).
Di sela-sela Safari Ramadhan tersebut, Waterpauw menggelar rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Wondama dengan agenda penanganan persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah Papua Barat yang berlangsung di aula Sasana Karya Kantor Bupati Wondama, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Waterpauw mengklaim, persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem diperlukan dilakukan penanganan secara kolaborasi antara Pemprov dan Pemkab.
“Saya pikir prinsipnya apa yang disampaikan, ada kolaborasi diantara kita, kita perlu melakukan pembinaan secara intens dan sosialisasi pendataan perlu terus dilakukan dengan baik. Kalau diserahkan ke OPD teknis akan membebani tugasnya,” ujar Waterpauw.
Waterpauw menjelaskan, pola orang tua asuh dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem akan dapat membantu menekan dua persoalan ini.

“Sudah merah perlu penanganan khusus salah satunya dengan Pola orang tua asuh, tadi saya dengan OPD dari provinsi sudah menjadi orang tua asuh, saya sendiri tadi 10 orang, kuncinya adalah kolaborasi, ” kata Waterpauw melalui pers release yang diterima Tabura Pos semalam.
Pada kesempatan ini, Bupati Teluk Wondama , Hendrik Mambor mengatakan, apa yang sudah dilakukan gubernur dengan pola orang tua asuh harus ditindaklanjuti ditingkat kabupaten.
“Tiga bulan kita evaluasi kalau belum kita evaluasi lagi, Pak gubernur sudah mulai untuk menjadi orang tua asuh, saya lima anak, pimpinan OPD siap ya,” singkat Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak Pemkab Teluk Wondama, Yulia Inggrit Manusiwa, memaparkan cara mereka dalam penanganan stunting, yakni dengan berkolaborasi bersama OPD terkait.
Pihaknya juga telah membentuk tim untuk penanganan stunting, serta melakukan pola jemput bola untuk melakukan pendataan dan sosialisasi di lingkungan masyarakat, tandasnya. [*FSM-R3]