Manokwari, TABURAPOS.CO – Sekolah Menengah Atas (SMA) Yapis Manokwari patut diacungi jempol. Pasalnya, sekolah yang bernaung di bawah yayasan Islam ini membuktikan kemampuannya dan berhasil meraih prestasi tingkat nasional sebagai Sekolah Penggerak.
Kepala SMA Yapis Manokwari, Mirnawati mengungkapkan, SMA Yapis Manokwari merupakan satu-satunya sekolah yang lulus dari Kabupaten Manokwari dalam seleksi tingkat nasional sekolah penggerak.
“Alhamdulillah, yang diseleksi adalah kepala sekolah dan saya mengikutinya di tingkat nasinal, dan SMA Yapis satu-satunya yang lolos di Kabupaten Manokwari. jadi, SMA Yapis adalah satu-satunya sekolah penggerak di Manokwari.
Menurut Mirna, menjadi sekolah penggerak tidaklah mudah. Butuh perjuangan keras dan dukungan bersama jajaran guru dan para siswa/i. Menjadi sekolah penggerak melalui beberapa tahap, mulai dari tahan wawancara, menulis esay dengan jumlah yang begitu banyak.
“Menulis esay yang begitu banyak dengan isian sesuai kinerja sekolah, kinerja kepala sekolah dan pencapaian sekolah. Kemudian, masuk tahap wawancara langsung dari tim dari pusat dengan mengacu pada tulisan yang telah disampaikan,” jelas Mirnawati kepada Tabura Pos, di kantornya, Senin (8/5).

Menuju sekolah penggerak, Mirna mengatakan, persiapan dilaksanakan selama 5 bulan. Untuk mempertahankan prestasi sebagai sekolah penggerak, Mirna mengatakan butuh dukungan bersama untuk meningkatkan perbaikan mutu sekolah dan peningkatan kompetensi siswa.
Mirna menambahkan, banyak prestasi yang diraih oleh siswa/I maupun pihak sekolah. Oleh karenanya, Ia mengajak para orang tua yang memiliki putra/I lulusan SMP untuk mensekolahkannya di SMA Yapis Manokwari.
“Banyak prestasi yang diraih. Banyak punya siswa/I kami yang memperoleh juara dalam beberapa kompetisi. Oleh karenanya, tidak perlu ragu untuk mensekolahkan anak-anaknya di SMA Yapis Manokwari,” harap Mirna.
Selain prestasi yang berhasil diraih, Mirna juga mengatakan, SMA Yapis tidak menutup bagi putra-putri Papua maupun yang beragama non Islam. Sebab, selama ini juga ada beberapa siswa yang bukan beragama Islam.
“Ya, kita di bawah naungan pendidikan Islam, namun berbagai macam suku dan agama ada pula yang non muslim. Dan, itu tidak ada pembedaan. Kami berharap, siswa baru dari pedalaman ikut sekolah disini (SMA Yapis) yang penting memiliki keinginan untuk belajar dan sekolah. sebab semua adalah anak bangsa yang harus kita didik sehingga tidak ada perbedaan,” tandasnya. [RYA-R3]