Manokwari, TABURAPOS.CO – Uskup Manokwari – Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega memimpin misa requiem almarhum RP Antonius Bartholomeus M. Tromp, OSA di gedung serbaguna Navis Villanova, Susweni, Manokwari, Rabu (10/5) pagi.
Jenazah Pater Anton Tromp, begitu beliau akrab disapa, disemayamkan di gedung serbaguna Navis Villanova sejak Senin (8/5) dini hari.
Almarhum Pater Anton Tromp menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Divari Medical Center (DMC) Manokwari akibat penyakit yang dideritanya.
Ribuan pelayat silih berganti mendatangi gedung serbaguna Navis Villanova untuk mendoakannya sekaligus memberikan penghormatan terakhir. Isak tangis tidak bisa terbendung sejak kepergian pater yang sangat dicintai umat dan masyarakat.
Setelah prosesi ibadah di Susweni, Senin (10/5) siang, jenazah Pater Anton Tromp yang telah mengabdikan dirinya sebagai misionaris di tanah Papua selama 50 tahun, diantarkan menuju ke Gereja Stasi Salvator, Maripi, Manokwari.
Disadur dari berbagai sumber, Pater Anton Tromp adalah pastor misionaris Agustian (OSA) yang berasal dari Negeri Belanda. Pater Anton Tromp dilahirkan di Haarlem, Sparrenstraat pada 20 Maret 1945 dari pasangan Bartolomeus G. Tromp dan Dina C. Koks.
Pater Anton Tromp adalah anak sulung dari 9 bersaudara, dimana 6 saudara lak-laki dan 3 saudari perempuan.
Beliau memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) di Liduina Haarlem pada 1950 dan pada 1957 berhasil menyelesaikan pendidikan SD di Santo Petrus Canisus, Timorstraat, Haarlem Pius X, Reviusstr.
Pada 1962, Pater Anton Tromp menyelesaikan studi SMA di Mendelcollege (HBS-A), Haarlem, kemudian mengikuti kursus seminar bahasa Latin dan Yunani di Triniteitslyceum Haarlam pada 1962-1963, NUFFIC di TU Eindhoven pada 1962-1963.
Seusai menyelesaikan kursus bahasa Latin dan Yunani, pada 31 Agustus 1963, Pater Anton Tromp masuk ke biara Novisiat Augustin di Witmarsum dan menerima kaul pertama kali pada 10 September 1964 di biara Novisiat.
Pada 29 November 1967, Pater Anton Tromp menerima kaul kekal untuk hidup sebagai seorang biarawan Augustin (OSA) secara penuh di Nijmegen.
Selanjutnya, Pater Anton Tromp ditabhiskan menjadi imam pada 7 Desember 1969. Setelah pentabhisan, Pater Anton Tromp mengikuti kursus memisa-kursus di Roterdam dan Tropenkursus (Bahasa Indonesia) di Tropen Institut Amsterdam pada 1969.
Pater Anton Tromp secara tidak langsung sudah disiapkan menjadi misionaris di Asia Tenggara, terkhusus lagi di Indonesia. Pater Anton Tromp belajar dan mengikuti sejumlah kursus dan pada akhirnya berangkat dari Belanda menuju Jakarta.

Pada 20 Januari 1970, Pater Anton Tromp tiba di Batavia (Jakarta) dan melanjutkan perjalanan misionarisnya ke Papua, tepatnya di wilayah Kepala Burung, Manokwari.
Kemudian, Pater Anton Tromp ditugaskan menjadi pastor pembantu di Santo Yohanes di Bintuni pada 1970-1973. Tugas pelayanan sebagai misionaris di Bintuni selama 3 tahun, karena harus berangkat ke Filipina untuk mengambil studi pastoral sosiologi selama 2 tahun.
Sekembalinya dari studi di Filipina pada 1975, Pater Anton Tromp ditugaskan menjadi Delsos Keuskupan Manokwari-Sorong dan Ketua Yayasan Sosial Agustinus pada 1975-1987.
Sejumlah tugas diberikan kepada Pater Anton Tromp, diantaranya menjadi pembina SMU YPPK Agustinus-Sorong pada 1975-1995, Kepala Kantor Keuskupan Manokwari-Sorong pada 1987-1995, Vikjen atau wakil uskup Manokwari-Sorong pada 1987-1995, lalu dipercayakan sebagai Administrator Diosesan Keuskupan Manokwari-Sorong pada 1988.
Kemudian, Pater Anton Tromp menjadi Pjs Paroki Kristus Raja Sorong pada 1994-1995 dan masih banyak lagi tugas yang diembannya, baik di lingkungan keuskupan maupun Regio Ordo Santo Augustinus.
Sebelum menjadi Warga Negara Indonesia, Pater Anton Tromp tidak mudah dinaturalisasi seperti sekarang. Sebab, sudah tentu banyak prosedur yang harus dilaluinya agar bisa menjadi warga negara Indonesia.
Akhirnya, harapan tersebut terkabulkan pada 1995, dimana Pater Anton Tromp secara resmi menjadi warga Negara Indonesia.
Keinginannya menjadi warga Negara Indonesia sudah diniatkannya, karena mempunyai tujuan mulia, berkarya sepanjang hayatnya di tanah Papua. Bahkan, Pater Anton Tromp justru lebih mahir dan telaten dalam memakai Bahasa Indonesia secara baik, benar, dan tepat.
Pater Anton Tromp juga banyak memberikan sumbangsih bagi kehidupan masyarakat di tanah Papua, bukannya hanya secara finansial, tetapi membantu para orang sakit, dunia pendidikan, orang miskin, dan mereka yang tersingkirkan dalam kalangan kelompoknya, termasuk sumbangan moril yang menyadarkan umat dan segenap masyarakat.
Pendidik Unggul
Sampai akhir hayatnya, Pater Anton Tromp tetap berkarya, baik di bidang sosial, pastoral, dan teristimewa pada bidang pendidikan di tanah Papua Barat.
Berbagai pengalaman mendidik sudah dilaluinya bersama Keuskupan Manokwari-Sorong. Sejak 1979, pergerakan Pater Anton Tromp di bidang pendidikan mulai terlihat.
Itu ditandai dengan pembangunan SMU YPPK Santo Agustinus, Sorong dan sejumlah sekolah lain di bawah naungan YPPK, khususnya di daerah pedalaman, menjadi buah karyanya.
Selanjutnya, Pater Anton Tromp juga ikut berkontribusi besar dalam pembangunan Seminari Petrus Van Diepen, Sorong pada 2005, dengan semangat melakukan upaya mengangkat sumber daya manusia di tanah Papua melalui jalur pendidikan.
Pada 2007, Pater Anton Tromp memulai suatu visi, membangun pendidikan dalam karya Ordo Santo Augustinus di Papua, Indonesia, dengan kehadiran SMA Katolik Villanova di Susweni, Manokwari dan SMP Katolik Villanova di Maripi, Manokwari.
Dasar pendidikan yang diletakkannya merupakan barometer untuk keberlanjutan karya pendidikan Ordo Santo Augustinus ‘Viakariat Christus Totus’ Papua, Indonesia.
Selamat jalan Pater Anton Tromp, jasa dan karya-karya mu, terutama di dunia pendidikan serta pelayanan pastoral secara tulus akan selalu dikenang. [HEN-R1]