Manokwari, TABURAPOS.CO – Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw mengungkapkan sebenarnya situasi kamtibmas di
Teluk Bintuni, bahwa kondisinya aman-ama. Hanya saja, karena lokasinya merupakan daerah perbatasan, sehingga sedikit mengalami tekanan.
Kasihiw mengungkapkan, kejadian Moskona tidak menghambat investasi yang masuk ke Teluk Bintuni. Karena hanya satu distrik saja, Moskona Barat.
Ia memperkirakan, yang menjadi korban atas insiden tersebut bukan warga setempat tapi orang dari luar, namun alasannya belum diketahui.
Awalnya, terang Kasihiw, diketahui dari masyarakat tetapi sekarang masyarakat termasuk aparat pemerintah, baik medis maupun guru sudah mulai menjalankan aktifitasnya seperti biasa.
“Ya, sehingga orang memilih lari ke Teluk Bintuni. Akhirnya berita-berita yang dimuat Teluk Bintuni, pada hal Teluk Bintuni aman,” kata Kasihiw kepada para wartawan di salah satu hotel di Manokwari, Kamis (11/5/2023).
Kasihiew mengatakan, di wilayah-wilayah yang diketegorikan zona merah telah ditempatkan personil TNI dan Polri. Bahkan, ada satu battalion raider, dan juga anggota Brimob.
Kasihiw mengklaim, pendekatan yang dilakukan lebih pada pendekatan persuasif dan humanis, sehingga tidak boleh menakut-nakuti masyarakat dengan senjata api (senpi).
“Saya sudah himbau, personil jangan takut-takuti masyarakat dengan senjata. Tapi, mari kita rangkul mereka, mungkin mereka rasa kesulitan karena pemerintah belum menyentuh mereka, itu juga bisa jadi penyebab,” terang Kasihiw.
Sekali lagi, tambah dia, setiap Battalion yang turun ke Teluk Bintuni sudah diminta untuk tidak menakuti masyarakat dengan senjata, tapi datang bicara dengan baik-baik. “Jadi sementara ini, situasi di Teluk Bintuni aman-aman saja,” tandas Kasihiw. [FSM-R3]