Bintuni, TP – Bupati Teluk Bintuni melakukan kunjungan kerja di Kampung Saengga, Distrik Sumuri, selama dua hari, sejak 18-19 Juli 2023.
Dalam kunjungan kerja itu, Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT memiliki beberapa agenda kerja yaitu, Konsultasi Publik Pengembangan Blok Kasuri (PT. Layar Nusantara Gas), penjelasan terkait Kawasan Industri, serta pemaparan rencana pembangunan di wilayah Distrik Sumuri.
Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dalam pertemuannya dengan masyarakat adat Suku Sumuri dan perusahaan Genting Oil Kasuri Ltd serta perusahaan PT Layar Nusantara Gas menyampaikan salam hangat kepada semua yang hadir dalam pertemuan itu.
Selanjutnya Bupati Petrus Kasihiw menjelaskan, pertemuan itu sudah lama dinantikan dan meski dirinya capek tetapi bupati berlomitmen untuk menghadiri pertemuan penting itu.
“Apalagi Sumuri adalah bagian dari saya karena sama dengan saya punya mama. Jadi apapun yang terjadi dengan kehadiran perusahaan di Sumuri ini yang penting kitong semua paham.
Dimana pemerintah paham, tentang situasi dan kondisi kenapa harus ada perusahaan yang masuk di sini, untuk apa dia masuk. Tetapi masyarakat juga harus paham bahwa kalau perusahaan masuk bagaimana nasib masyarakat.
Hal itu yang akan menjadi pertanyaan, itu yang akan kita diskusikan dimana penantian cukup panjang yaitu sejak tahun 2008 Genting Oil Kasuri mulai melakukan eksplorasi untuk menemukan sumur-sumur gas yang ada di wilayah dataran Sumuri.
Dan sumur-sumur itu sudah ditemukan diantaranya sumur yang produktif yang bisa menghasilkan gas dan semua ada di atas daratan. Dan lain dengan yang ada di Sebyar di sana ada di pesisir atau di laut.
Dimana sudah 15 tahun kita nantikan dan banyak investor yang datang untuk mengelola atau memanfaatkan gas dan salah satunya PT Layar Nusantara Gas,” ungkap Bupati Petrus Kasihiw.

Lanjut Bupati Kasihiw menjelaskan bahwa perusahaan Genting Oil Kasuri selama ini hanya bertugas mencari sumur-sumur gas ada dimana.
“Kemudian Genting Oil produksi gas abstrim dari dalam tanah dia naikkan, lalu ada perusahaan lain yang akan memproses gas tersebut entah itu dijadikan gas atau amonia maupun pupuk dan lainnya. Kemudian ada investor-investor yang menggunakan itu, jadi ini harus kita bisa bedakan.
Genting Oil Kasuri itu hanya menaikkan gas, siapa yang mau olah gasnya itu adalah investor baru tapi Genting Oil Kasuri yang bertanggungjawab terhadap supplai gas,” papar Bupati Kasihiw.
Menurut Bupati bahwa sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dimana daerah ini masih menjadi status kawasan hutan dan itu masih ada hak-hak adat yang mengikat kawasan hutan itu.
“Yang dimiliki beberapa marga seperti Fosa, Sodefa, serta marga-marga yang saling berkaitan erat secara kekeluargaan itu katakanlah Lima marga, tetapi karena kita hidup di atas Tanah Sumuri tanah 19 marga tentunya yang lain itu tidak bisa duduk saja nonton tetapi secara hak kita harus sudah bersama .
Jadi kita sudah bersama-sama dengan Genting Oil mencetuskan satu dokumen AMDAL itu untuk Genting Oil Kasuri. Tetapi kalau untuk PT Layar Nusantara Gas harus dibuat AMDAL baru, dimana AMDAL itu tidak merubah AMDAL yang sudah ada.
Tetapi karena jenis operasinya beda yaitu mereka akan kelola gas menjadi LNG di ASAP dan dia tidak seperti LNG Tangguh yang kilangnya ada di darat , tapi ini kilangnya ada di lepas pantai (Pulau ASAP) di Muara Senendara.
Maka PT Layar Nusantara Gas memprakarsai AMDAL karena mereka punya rencana operasi maka mereka harus bertanggung jawab terhadap AMDAL karena itu kita duduk di sini untuk Konsultasi Publik Pengembangan Blok Kasuri,” terang Bupati dua periode itu.
Bupati Bintuni itu juga mengatakan bahwa apapun yang terjadi kita akan kembali kepada masyarakat Sumuri.
“Sebab kita mencari investor itu tidak gampang, contoh kenapa kawasan industri Onar belum jalan karena investornya itu memang harus memastikan bahwa pertama persoalan tanah ini tidak jadi masalah, kedua masyarakat adat bisa menerima, tetapi hak adat juga harus diperhatikan.
Jadi pemerintah daerah hadir di sini untuk memastikan ini semua dimana saya tidak ada di pihak perusahaan tetapi saya tetap ada di pihak masyarakat.
Sebagai Bupati, saya sudah berjuang susah payah untuk bagaimana bisa menghadirkan sebuah perusahaan sebagai investor yang akan membawa investasi uang masuk di Teluk Bintuni.
Saya sampai pulang pergi ketemu dengan orang di Jakarta cerita tentang kami Bintuni punya gas, kami Bintuni punya minyak. Tetapi mereka bertanya bagaimana caranya kami mau masuk, katanya tanah di sana bermasalah sekali.
Lalu saya bilang sepanjang bermanfaat bagi masyarakat adat orang di Teluk Bintuni itu orangnya punya hati, walaupun kita pernah mengalami sejumlah persoalan di masa lalu.
Dan akhirnya masyarakat masih bertanya-tanya, tetapi saya sangat percaya bahwa keluarga besar Sumuri masih punya pemikiran lebih,” terang Bupati
Dalam agenda kunjungan kerja Bupati Teluk Bintuni tersebut didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Bapedalitbangda, Kepala Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Perikanan, Kepala Dinas Dikpora, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kesehatan, Satpol PP serta Kabid Fispra pada Bapedalitbangda Kabupaten Teluk Bintuni. [ABI-R4]