Manokwari, TABURAPOS.CO – Sebanyak 7 unit truk sampah yang merupakan armada lama, hasil pengadaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Manokwari (pengelolaannya dilimpahkan ke DLHP) kondisinya sudah tidak layak untuk digunakan mengangkut sampah.
Untuk mendukung kelancaran sirkulasi pengangkutan sampah di Manokwari, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Manokwari masih membutuhkan armada sampah mengingat volume sampah semakin tinggi.
Kepala Bidang Persampahan DLHP Manokwari, John Fonataba mengatakan, peningkatan pelayanan persampahan masih terus diupayakan oleh bidangnya. Namun, karena beberapa armada mengalami kerusakan dan tak layak lagi, sehingga butuh penambahan, baik truk, motor maupun bak sampah.
“Pengadaan truk sampah yang baru sangat penting, karena dari 21 armada truk sampah, kondisi 7 truk sampah pelimpahan dari Dinas PUPR, sudah tidak mendukung. Kondisinya sering rusak, jalan satu dua minggu harus kita perbaiki, jadi harus revitasilisasi. Yang baru saja beban kerjanya satu truk satu hari bisa 15 kali bolak balik dari TPS ke TPA, padahal maksimalnya 6 sampai 7 kali,” terang Fonataba kepada Tabira Pos, pekan lalu.
Dikatakannya, DLHP Manokwari pada tahun anggaran ini telah mengusulkan pengadaan 16 unit bak sampah. Kemudian, mendapatkan tambahan satu unit bak sampah dan kompektor yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2023.
“Beliau Pak Bupati inginkan peningkatan SDMnya, bayar upah pekerja itu yang upayakan dalam program,” ungkap Fonataba kepada Tabura Pos, di Teluk Sawaibu, belum lama ini.
Fonataba menjelaskan, sedianya tahun ini DLHP mengajukan pengadaan 6 unit motor sampah tiga roda untuk dataran Warmare, Prafi, Masni, dan Sidey, truk dan bak sampah.
“Kita sudah usulkan karena beliau (Pak Bupati red) mau ada pelayanan sampah di daerah Warpramasi, dan usul truk 3 unit dan sampah. Pak Bupati sudah disposisi Rp 10 miliar untuk bak sampah, truk, dan tiga roda,” jelas Fonataba lebih lanjut.
Namun lanjut dia, dari disposisi Rp 10 miliar tersebut mengalami pemangkasan anggaran menjadi Rp 2 miliar dengan alasan terjadi defisit anggaran.
“Saya minta pertimbangan Pak Bupati, beliau tambah kita Rp 1 miliar, jadi anggaran tahun 2023 menjadi Rp 3 miliar untuk pengadaan 16 buah bak sampah,” terangnya.
Dijelaskannya, pengadaan 16 buah bak sampah sudah dalam proses. “Yang jadi kurang lebih sudah 9 bak, kita sudah sebarkan di titik-titik yang volume sampahnya banyak. Paling banyak di Wosi. Sementara ini, kita pesan yang sisanya. 16 bak sampah ini hanya di dalam kota, belum bisa akomodir di Warpramasi,” pungkasnya. [SDR-R3]