Aimas, TP – Belasan orang Kru kapal West Papua Cruiser melakukan unjuk rasa di Pelabuhan Klalin, Kabupaten Sorong, Kamis (31/8/2023).
Kapal mewah ini adalah salah satu aset berharga milik Pemerintah Provinsi Papua Barat, dengan nilai mencapai 29 miliar rupiah.
Aksi tersebut untuk menuntut kejelasan mengenai status mereka sebagai kru kapal yang masa kontraknya telah berakhir pada tahun 2019 lalu.
Kondisi kapal West Papua Cruiser saat ini sangat memprihatinkan, dengan kerusakan parah dan kebocoran yang terjadi di berbagai bagian kapal. Mesin Twin Caterpillar 2.450 HP yang seharusnya mampu melesat di atas air dengan kecepatan maksimal 24 knot kini dalam kondisi mati total.
Kapten kapal, Habel Rumbino, telah berupaya menyampaikan keluhan ini kepada Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat, namun hingga saat ini tidak ada tanggapan yang diterima.
Selain itu, kata dia, para kru juga pernah dijanjikan oleh Biro Umum Setda Provinsi Papua Barat bahwa mereka akan diangkat sebagai tenaga P3K (Penanggulangan dan Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan). Namun, janji tersebut belum terealisasi meskipun sudah dua kali pemberkasan diajukan sejak tahun 2019.
Habel Rumbino, selaku Kapten kapal West Papua Cruiser, menyatakan bahwa mereka tetap setia menjaga dan merawat kapal West Papua Cruiser dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Mereka berharap Pj. Gubernur Papua Barat dapat melihat nasib mereka dan memberikan perhatian yang pantas.
Kematian aset pemerintah Provinsi Papua Barat ini juga berdampak luas, dan mengganggu fungsi aset pendukung lainnya seperti dermaga, home stay, pembangkit listrik, dan penyulingan air bersih.
Total nilai kerugian yang ditimbulkan akibat kondisi kapal dan dampaknya diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. [MPS-R3]