Manokwari, TABURAPOS.CO – Belum semua sekolah tingkat SMA dan SMK baik negeri maupun swasta di Manokwari menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB).
Kepala Bidang (Kabid) SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manokwari, Recky A.D. Risamasu mengakui hal itu, bahwa sampai tahun 2023 belum semua SMA/SMK menerapkan KMB dikarenakan keterbatasan yang dialami di masing-masing sekolah.
Namun demikian, menurut Risamasu, dari 18 SMA dan 8 SMK yang ada di Manokwari, 60 persennya sudah menerapkan, melaksanakan KMB.
“Di tahun 2023, sebagian besar SMA/SMK di Manokwari sudah menerapkan KMB. Presentasi sekolah yang sudah laksanakan kurikulum merdeka sudah 60 persen,” kata Risamasu kepada Tabura Pos, di kantornya, Jumat (1/9).
Risamasu mengatakan, 40 persen sekolah yang belum menetapkan KMB menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manokwari lebih khusus Bidang SMA/SMK yang ditanganinya.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong agar KMB bisa diterapkan di semua SMA/SMK dengan tujuan pemerataan mutu pendidikan agar tidak terjadi penilaian ataupun pemahaman ada sekolah dengan mutu pendidikan yang baik dan tidak menyebabkan terjadinya penumpukan siswa/i saat tahun ajaran baru.
“Kami tidak tinggal diam, kami terus berusaha, kami terus melakukan sosialisasi, komunikasi dengan Badan Peningkatan Mutu Guru untuk mem-beckup agar kurikulum ini bisa diterapkan di semua sekolah yang ada di Manokwari,” pungkas Risamasu.

Dirinya berharap, SMA/SMK yang belum, bisa mendaftar di tahun ini agar KMB bisa mulai diterapkan di tahun 2024.
Menurut mantan Kepala SMK 6 Masni ini, dari 60 persen sekolah yang melaksanakan KMB, sudah ada yang sampai pada tingkatan berubah dan ada juga sampai pada tingkatan berbagai.
“Kalau yang berubah, berarti dia sudah Mandiri bisa mengimplementasikan kurikulum di sekolahnya dengan baik. Kalau berbagi berarti sekolah itu membuat imbas bagi sekolah disekitarnya untuk mengembangkan kurikulum merdeka belajar itu,” bebernya.
Dirinya berharap, SMA/SMK yang belum, bisa mendaftar di tahun ini agar KMB bisa mulai diterapkan di tahun 2024.
Risamasu menambahkan, khusus SMK, penerapan KMB dengan dunia industri dilaksanakan bersamaan dan sudah terjadi penyelarasaan. Sehingga, kurikulum yang ada di SMK bisa disesuaikan dengan permintaan dunia industri.
“Sehingga sumber daya manusia yang ada dari SMK ke dunia industri bisa terjawab dengan baik,” pungkas Risamasu. [SDR-R3]