Manokwari, TABURAPOS.CO – Satgas Percepatanan Penurunan Penanganan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Provinsi Papua Barat wilayah Manokwari melaksanakan monitoring dan evaluasi harmonisasi data rencana aksi dan pelatihan aplikasi e-keriting di Kabupaten Manokwari, Rabu (6/9).
Kegiatan dilaksanakan di Gedung DPD PWKI Provinsi Papua Barat sedangkan pelatihan aplikasi e-keriting berlangsung di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manokwari.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manokwari, Henri Sembiring mengungkapkan, sesuai hasil survey status gizi Indonesia (SSGI) yang direlease oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2022 lalu, Kabupaten Manokwari mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 36,60 persen dari 26,90 di tahun 2021.
Bercermin dari data tersebut, pemerintah pusat menetapkan Manokwari sebagai salah satu kabupaten prioritas pencegahan penurunan stunting di tahun 2023.
Menurutnya, kondisi ini menunjukan skala kabupaten perlu usaha konvergensi lintas sektor dalam penanganan stunting di Manokwari, sehingga dapat menetapkan angka prevalensi secara nasional yang ditargetkan sebesar 14 persen di tahun 2024.
Lebih lanjut Sembiring mengatakan, aksi bersama mencegah stunting yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta Lembaga Masyarakat dan praktisi membuahkan hasil yang signifikan.
Sebab, dalam aksinya sangatlah memperhatikan kearifan lokal serta potensi lokal yang berada di Manokwari. Oleh karenanya, dapat mempererat struktur sosial, budaya yang selama ini berjalan di Manokwari serta memperkuat sektor ekonomi masyarakat maupun ketahanan pangan.
Berdasarkan hasil kinerja penurunan stunting tahun 2023, Sembiring mengatakan, pemerintah Manokwari mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten terbaik pertama dalam penanganan stunting ditingkat Provinsi Papua Barat.
Diharapkan, dengan adanya kunjungan Satgas Percepatanan Penurunan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting di Manokwari dapat memberikan motivasi dan menjadi solusi pencegahan dan penurunan stunting di Manokwari.
“Kami mengharapkan berbagai masukan dari bapak Gubernur Papua Barat, agar pencegahan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem di Manokwari dapat berjalan optimal dan linear dengan kebijakan pemerintah pusat,” tutup Sembiring.
Koordinator Wilayah (Korwil) Manokwari Satgas Percepatanan Penurunan Penanganan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Provinsi Papua Barat, Melkias Werinussa mengatakan, penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting ini sangatlah penting, karena cukup menganggu hati.
Werinussa mengatakan, adanya penilaian alokasi anggaran ke Provinsi Papua Barat cukup besar dengan jumlah pendudukan yang sedikit namun ada kemiskinan ekstrem dan stunting cukup tinggi sekali.
“Ini adalah persoalan-persoalan yang kita hadapi, jadi betul-betul menjadi satu tanda tanya. Namun lebih dari itu, ada kabupaten yang pendapatannya cukup besar tetapi, angka kemiskinan ekstrem dan stunting tinggi sekali. Ini bertolak belakang dan tidak berkolerasi,” kata Werinussa menyampaikan sambutan kemarin.
Menurut Werinussa, hal ini juga menjadi pertanyaan yang sangat menganggu. Apalagi, satgas di pusat mendapatkan data dari bawah, sehingga pihaknya sangat sulit berargumen.
Namun demikian, lanjut Warinussa adanya kolaborasi akhirnya angka kemiskinan maupun stunting dapat diturunkan.
“Dengan kerja sama selama tiga bulan terakhir angka ini turun sangat drastic. Untuk menurunkan angka stunting maupun kemiskinan ekstrem tidak dapat bekerja sendiri-sendiri tetapi kita harus bekerja sama dan hasilnya juga kelihatan,” ujar Warinussa.
Werinussa menambahkan, sesuai arahan Pj Gubernur, Satgas harus bekerja dengan memakai data. “Dengan data ini, maka kita intervensi tepat sasaran, by name by address. Jangan sampai kita intervensi bagi yang sehat, tapi dengan adanya data ini, maka intervensinya tepat sasaran. Kalau teman-teman dari pusat melakukan pendataan, maka harus diberikan stiker di depan rumah, agar kekita turun kita bisa tepat sasaran,” tandas Werinussa.
Pada kesempatan ini, Satgas Percepatanan Penurunan Kemiskinan Ekstrem menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp. 40 juta bagi orang tua asuh di kabupaten Manokwari yang diserahkan langsung ke empat kepala Puskesmas di wilayah Manokwari. [FSM-R3]
