Ransiki, TP – Setelah serah terima jabatan dengan mantan pejabat lama pekan lalu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), dr. Iwan P. Butarbutar mulai menggelar rapat koordinasi sinkronisasi data dengan Puskesmas dan operator sisdmk RSUD Elia Waran, Senin (11/9).
Berlangsung di Ruko Bypass Ransiki, rapat koordinasi itu dihadiri para pengelola program dan bendahara pada Dinas Kesehatan dan 6 Puskesmas serta operator sisdmk Puskesmas dan RSUD Elia Waran.
Pada Kesempatan itu, Butarbutar mengatakan, rapat koordinasi hari ini dalam rangka sinkronisasi data merujuk pada program nasional percepatan penanganan stunting di Kabupaten-Kota termasuk Kabupaten Mansel. Sekaligus, mengetahui sejauh mana Puskesmas dan Posyandu melaksanakan intervensi stunting dan imunisasi campak rubela di wilayah kerja masing-masing.
“Saya pengen tahu, apakah selama ini pelayanan Posyandu berjalan ataukah tidak, melalui rapat koordinasi ini kita mau menguak itu, apa benar rekan-rekan Puskesmas rutin melaksanakan pelayanan di Posyandu, kalau memang berjalan maka perlu ditingkatkan, jika tidak apa yang menjadi kendala dan seperti apa solusi yang diberikan,” ucap Butarbutar.
Tindaklanjut dari pertemuan di hari ini adalah memastikan bahwa tugas dan wewenang petugas kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, semua pemegang program yang ada di Dinas atau Puskesmas diwajibkan melaksanakan monitoring ke lapangan untuk mengetahui sejauh mana pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat di kampung.
Ia membeberkan, seperti kasus campak yang sebelumnya memang tidak ditemukan di Kabupaten Mansel tetapi dalam beberapa bulan terakhir justru kasus itu ditemukan. Supaya memastikan data kasus itu ada, maka dilakukan sinkronisasi data.

Butarbutar menambahkan, dalam rapat koordinasi ini pihaknya juga akan memastikan bahwa layanan gawat darurat bagi masyarakat di daerah terjauh masih berjalan secara berkesinambungan sesuai dengan situasional. Yang mana, jika sewaktu-waktu terjadi kejadian luar biasa dan membutuhkan penanganan darurat, maka petugas Puskesmas siap memberikan pertolongan pertama pada pasien.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pihaknya juga menghadirkan bendahara dan pengelolaan BOK dalam rapat koordinasi untuk menertibkan sistem penyaluran BOK dan memastikan bahwa anggaran tersebut digunakan tepat sasaran untuk program dan kegiatan pelayanan, bukan untuk membayar gaji tenaga honorer.
Butarbutar mengaku, rapat koordinasi ini bertujuan untuk memastikan semua program layanan kesehatan berjalan dengan baik, terarah dan satu komando. Artinya, setiap program yang dilaksanakan harus dilaporkan kepada pimpinan dan sejauh mana capaiannya.
“Jangan ada kepala dinas kecil, jangan bikin laporan yang aneh-aneh, program tidak dijalankan, kabid juga malas tahu, saya tidak ingin hal seperti itu terjadi. Kita harus satu komando dengan menjalankan sistem manajemen terbuka dan terarah,” tukas dia. [BOM-R4]