Manokwari, TABURAPOS.CO – Anggota Satbinmas Polresta Manokwari, Bripka Septinus Arui mendapatkan penghargaan berupa pin emas dari Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Pin emas tersebut diperoleh Arui sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya terhadap masyarakat, melebihi dari tugas pokoknya di institusi kepolisian.
Dedikasi yang ditunjukkan Arui, yakni mengabdi selama kurang lebih 8 tahun menjadi ‘polisi guru’ dan pelayan di sejumlah gereja di Kampung Saukorem, Distrik Amberbaken, Kabupaten Tambrauw.
Menurut Arui, dirinya tidak pernah memikirkan akan mendapatkan pin emas dari Kapolri. Sebab, kata dia, apa yang dikerjakannya selama ini, semata-mata karena kemanusiaan, tugas, dan pengabdian terhadap masyarakat.
Dikisahkan Arui, sejak berdinas di kepolisian, dirinya langsung bertugas sebagai anggota Bhabinkamtibmas di Kampung Saukorem, yang saat itu masuk wilayah Polresta Manokwari.
Tugasnya sebagai anggota Bhabinkamtibmas, yakni menyambangi masyarakat dari satu kampung ke kampung lain, demi menjalin kemitraan dan menyampaikan pesan-pesan kamtibmas.
Dari kegiatan menyambangi masyarakat tersebut, Arui melihat sejumlah sekolah, mulai tingkat SD sampai SMP yang terbengkalai. Setelah dicek, ternyata sekolah tersebut masih digunakan, ada murid, tetapi tidak ada proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM) akibat ketiadaan guru.
Ironisnya, sekolah yang sudah tidak digunakan sebagai tempat pelaksanaan KBM, tampak memprihatinkan dan tidak memungkinkan, dengan fasilitas minim dan lain sebagainya.
Setelah melakukan pendekatan, Arui melihat bahwa salah satu faktor terhambatnya proses KBM pada sejumlah sekolah karena akses jalan dan jarak yang cukup jauh dari perkotaan.
Dirinya pun menyadari bahwa permasalahan ini akan mengganggu perkembangan anak ke depan. Untuk itu, dengan tekad yang kuat, Arui secara perlahan-lahan mengatur waktu untuk mengajar anak-anak dengan tetap mengedepankan tugas pokoknya sebagai anggota Polri.
Proses KBM yang dilakukan Arui, yakni memberikan pendidikan dasar, seperti mengajar menulis, membaca, menghitung, bercerita, dan lain-lain. Lantaran fasilitas yang kurang di sekolah, maka Arui terkadang harus memanfaatkan kondisi alam supaya apa yang disampaikan bisa dipahami anak-anak.
Bahkan, Arui mengaku rela menyisihkan sebagian gajinya untuk membantu membeli peralatan sekolah, seperti buku, pensil, pena, dan lain-lain.
“Saya sedih kalau cerita pendidikan anak-anak di sana, sangat mengkhawatirkan. Saya berapa tahun di sana, kemudian tinggalkan setelah terbentuk Polres Tambrauw dan saya kembali ke Manokwari,” kenang Arui yang ditemui Tabura Pos di Polresta Manokwari, Jumat (22/9).
Dengan meneteskan air mata, Arui menegaskan, apa yang dilakukannya selama ini, semata-mata karena kemanusiaan. Dia berharap ini menjadi penyemangat bagia siapa pun, selalu bersyukur dalam pelaksanaan tugas.
Ditegaskannya, penghargaan pin emas yang diperoleh dari Kapolri, sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus pembuktian bahwa anak kampung dan siapa pun bisa berprestasi, dengan tekad dan kemauan tinggi.
“Saya dapat pin emas Kapolri ini di Jakarta dan kami bertiga dari seluruh Indonesia. Saya sendiri anak kampung, tidak pernah memikirkan tentang penghargaan ini, tapi saya menerimanya, membuktikan bahwa siapa pun bisa kalau memang ada kemauan,” tandas Arui.
Pada kesempatan itu, Arui mengucapkan terima kasih terhadap keluarga, pimpinan, teman, dan masyarakat, termasuk rekan media yang sudah membantunya, sehingga menerima penghargaan tersebut.
“Pesan saya, selalu bersyukur. Jangan bersungut-sungut, saling mencurigai sesama teman. Kerja saja, nanti Tuhan pasti lihat,” pungkas Arui. [AND-R1]