Manokwari,TABRAPOS.CO – Pencanangan menanam pangan lokal pendamping beras di Manokwari, yang dilaunching sejak 2021, dirasa gagal atau tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Manokwari, Jefry J. Sahuburua dalam kick off dan sosialisasi lomba Kari Pedas dan Ketan Pedas, yang diselenggarakan Bank Indonesia Papua Barat, di Aston Niu Hotel Manokwari, Jumat (22/9).
Dikatakan, pencanangan tanaman pangan lokal pendamping beras dilaunching sejak 2021 di pusatkan di Kampung Warnyeti, Distrik Tanah Rubuh dan tahun 2022 di Kampung Weluri, Distrik Manokwari Selatan, diikuti kampung lainnya.
“Bapak ibu, tahun 2021 kita pencanangan di Distrik Tanah Rubuh, Kampung Warnyeti, tahun 2022 kita pencanangan di Kampung Weluri, tapi hasilnya tidak maksimal. Kita gagal,” kata Sahuburua.
Diungkapkannya, di Kampung Weluri, bukan masyarakat yang mengelola atau mengerjakan gerakan pangan lokal pendamping beras, tetapi petugas pendamping lapangan.
“Di Weluri bukan masyarakat yang kerja. Untuk mengelola itu PPL yang kerja. Sampai saya malu pada saat itu. Nanti masyarakat mabuk saja,” beber Sahuburua.
Dijelaskannya, sejak 2012 sampai saat ini pencanangan gerakan pangan lokal pendamping beras terus berjalan karena sudah ada anggarannya, yaitu 20 persen dari alokasi dana desa atau sekitar Rp 50 juta.
“Yang sudah jalankan lanjutkan, yang belum segera jalankan. Karena ada anggarannya. Tahun 2023 ini saya sudah bilang, saya akan turun cek langsung dan tim penilai juga akan turun,” jelas Sahuburua.
Dirinya meminta para kepala distrik bisa ikut mengontrol kampung-kampungnya agar program pencanangan pangan lokal pendamping beras dapat berjalan sesuai yang diharapkan. [SDR-R4]