Manokwari, TP – Bupati Manokwari, Hermus Indou berharap, kehadiran Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kabupaten Manokwari ikut mewujudkan visi Manokwari sebagai kota peradaban di tanah Papua.
“Visi Manokwari adalah membangun Manokwari sebagai pusat peradaban di Tanah Papua dan ibukota Provinsi Papua Barat yang reiligius, berbudaya, berdaya saing, mandiri, sejahtera dan itu relevan dengan pengurus LP3KD,” ujar Hermus saat melantik pengurus LP3KD Kabupaten Manokwari, di salah satu resto, Sabtu (23/9).
Hermus mengungkapkan, ada tiga kata kunci dalam visi Kabupaten Manokwari yang relevan dengan pelantikan pengurus LP3KBD Kabupaten Manokwari.
Pertama, Manokwari yang reiligius.Menurutnya, pemerintah ingin membuktikan bahwa Manokwari adalah kota dan kabupaten yang pemerintah dan rakyatnya menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dan terus beribadah.
“Kita pastikan bahwa LP3KD adalah tempat di mana anak-anak kita, saudara-saudara kita, semua bisa beribadah kepada Tuhan,” tutur Hermus.
Ÿ Kedua, Manokwari yang berbudaya. Kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Manokwari harus terus dibangun, ditingkatkan dan lestarikan, salah satunya dengan nyanyian lagu gerejawi yang bahwasanya adalah merupakan ciri orang Papua Papua.
“Menyanyi adalah ciri kita. Kita buktikan bahwa Papua Barat dan Manokwari tidak kalah dengan daerah lain,” ujarnya.
Ketiga yaitu, daya saing. Hermus mengatakan, daya saing adalah tentang kompetisi, di mana Kabupaten Manokwari harus menjadi yang terbaik, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Di dalam kompetisi kita tahu bahwa banyak kompetitor yang siap mengalahkan kita tapi kita buktikan bahwa kitalah yang mampu mengalahkan mereka. Ada dua hal yang diperjuangkan dalam kompetisi yakni prestasi dan prestise. Prestasi itu membuat menjadi terhormat, karena pastikan yang kita lakukan adalah hal-hal positif untuk meraih prestasi,” tukasnya.

Ketua Umum LP3KD Papua Barat, Roberth KR Hammar, mengatakan, pengurus LP3KD Kabupaten Manokwari yang dilantik telah melalui mekanisme, termasuk pertimbangan sudut pandang kemampuan dan potensial, serta pertimbangan dari berbagai pihak terkait.
“Pengurus LP3KD Manokwari pun 90 persen adalah anak muda. Itu karena yang muda memiliki idealisme dan pengembangan yang bagus. Pengurus LP3KD harus siap berkorban karena tidak digaji. Pertama adalah korban waktu, selanjutnya adalah korban harta, dan terakhir korban perasaan,” tuturnya.
Hammar menambahkan, para pengurus yang dilantik akan membawa kontingen Kabupaten Manokwari berkompetisi di Pesparani Katolik Nasional yang ke-3 di Jakarta. [SDR-R3]