Manokwari, TABURAPOS.CO – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Papua Barat, Luksen J. Mayor mengatakan, di internal Kemenag, ada beberapa Gerakan Masyarakat Papua Penuh Damai (Gemar Papeda) yang ingin dikampanyekan, sehingga menjadi gaya hidup bagi masyarakat Papua Barat.
Dikatakan Mayor, dengan Gemar Papeda, maka birokrasi harus bekerja dengan baik, salah satunya datang berbelanja hasil pangan lokal pada mama-mama Papua.
Seorang birokrat, jelas dia, tidak boleh menyimpan uangnya, ketika Tuhan memberikan berkat, maka dirinya harus membagikan berkat tersebut.
“Kedua, kita harus mencintai lingkungan. Lingkungan di mana tempat kita beraktivitas, harus tetap bersih dan terlihat indah,” kata Mayor kepada para wartawan usai launching Gemar Papeda di Pasar Sanggeng, Manokwari, Jumat (6/10).
Sekaitan dengan cinta lingkungan, tambah Mayor, pihaknya akan berupaya berkolaborasi dengan para tokoh agama, birokrat pemerintahan, maupun kerukunan antarsuku untuk bersama-sama secara kolektif membuat gerakan pembersihan di Manokwari.
Dijelaskannya, jika antarsuku secara kolektif membuat gerakan pembersihan lingkungan, maka orang akan berpandangan bahwa suku Toraja, Batak, Jawa, dan suku nusantara lainnya mencintai Manokwari.
Namun, kata Mayor, gerakan yang dilakukan adalah gerakan kolektif, inilah yang direncanakan untuk segera mendorong program Gemar Papeda demi Manokwari yang lebih sejahtera.
“Tindakan ini merupakan tindakan doa untuk menjaga harmoni dan kerukunan antarumat beragama di Provinsi Papua Barat yang rata-rata toleransinya tinggi, tidak hanya toleransi antarumat beragama, tetapi toleransi ekonomi juga kita perhatikan,” tukasnya.
Ia menambahkan, ada juga gerakan yang berkaitan dengan rumah tempat ibadah dan untuk mencintai negarai ini, maka aparatur sipil negari (ASN) harus bekerja baik.
“Sekali jadi ASN, bekerjalah dan pensiun di sini, tidak boleh pindah. Ini secara khusus untuk Kemenag,” tandas Mayor. [FSM-R1]