Manokwari, TABURAPOS.CO – Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari yang berada di ruko Sowi Marampa Manokwari, dipalang sekelompok warga yang mengaku sebagai guru honorer dari sekolah swasta atau yayasan, Rabu (11/10).
Palang dilakukan sejak pagi dengan membentangkan spanduk bertuliskan “tolong pemerintah perhatikan kami guru-guru honorer yayasan jangan anak tirikan kami’ disertai dahan mambu di depan pintu gerbang kantor yang terletak di Sowi 3 tersebut.
Pemalangan berlanjut sampai sore, karena kelompok guru honorer dari sekolah swasta tersebut belum bisa menemui Kepala Dinas Pendidikan, Marthinus Dowansiba.
Dari pantauan Tabura Pos, sore sekitar pukul 15.15 WIT, Sekretaris Dinas Pendidikan, P. Sayori datang menemui belasan guru yang melakukan pemalangan.
Pada pertemuan itu, Sekretaris Dinas Pendidikan melakukan negosiasi agar palang bisa dibuka. Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak.
“Kami meminta agar pemerintah kabupaten Manokwari melalui ini dapat mempertimbangkan guru-guru pelamar dari sekolah-sekolah swasta yang ingin mengabdikan diri dan melamar sebagai guru dengan status pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (P3K-red) di lingkup Pemkab Manokwari,” kata salah satu perwakilan guru mengutarakan isi hati mereka.

Mereka berharap, sebagai guru honorer yang sudah mengabdi lebih dari tiga tahun berdasarkan data dapodik, bisa dipertimbangkan masuk dalam sistem tes P3K formasi umum yang diselenggarakan tahun 2023 ini.
“Kami berharap, kami yang sudah tiga tahun lebih mengabdi bisa masuk dalam sistem tes P3K dulu, masalah lulus atau tidak itu urusan belakang, yang penting kita bisa masuk dalam sistem dulu,” timpal guru lainnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Manokwari, P. Sayori mengungkapkan tuntutan mereka agar bisa masuk dalam sistem pendaftaran penerimaan formasi guru P3K tahun ini.
“Intinya mereka minta bisa masuk dalam sistem formasi dulu, untuk masalah tes, lulus itu urusan belakang, kalau jumlah saya juga kurang tahun karena saya bilang di data dulu. Mereka ada yang dari Masni, Sidey dan Hink,” jelasnya kepada Tabura Pos, kemarin sore.
Dia mengaku, sudah menghubungi kepala dinas agar bisa melakukan pertemuan yang direncanakan, Kamis (12/10) hari ini.
“Mereka tadi bilang palang belum bisa dibuka kalau belum ketemu kepala dinas atau Pak Bupati, saya sudah lapor kepala dinas dan setelah pertemuan baru mereka bisa buka,” pungkasnya. [SDR-R3]