Manokwari, TABURAPOS.CO – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Manokwari melakukan penanaman 500 bibit mangrove di Telaga Wasti, Sowi IV Manokwari pada, Selasa (31/10).
Penanaman mangrove dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia dalam rangka mewujudkan transformasi Net Zero Carbon di Indonesia.
Dalam kegiatan ini BPOM menggandeng sejumlah pihak baik dari instansi pemerintah, vertical, swasta, Polri, pelaku usaha, kelompok tani dan lainnya.
Kepala BPOM Manokwari, Agustince Werimon mengatakan, kegiatan penanaman bibit mangrove adalah salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Carbon di Indonesia.
Dijelaskannya, perkembangan pelaku usaha obat dan makanan pasti membawa resiko terhadap lingkungan. Pelaku usaha dalam menjalankan bisnis perusahaan tidak hanya memperhatikan keuntungan tetapi juga berkontribusi kepada masyarakat dan memainkan peran aktif dalam melindungi lingkungan.
Oleh karena itu BPOM sebagai regulator wajib mendorong percepatan dan konsistensi implementasi guna mewujudkan Net Zero Carbon di Indonesia.
“Perlu di ketahui BPOM khususnya BPOM Manokwari salah satu tugasnya adalah mendampingi pelaku usaha produk obat dan makanan yang ada di Papua Barat terkait dengan ijin produk, jadi kami punya kewenangan sebagai regulator,” jelas Agustince.
Sebagai regulator, BPOM mengajak seluruh pihak untuk ikut terlibat menjaga kelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove yang kelak akan berguna untuk saat ini dan juga generasi kedepan.
Menurutnya peran serta masyarakat dan dunia usaha sebagai bentuk tanggungjawab suatu perusahaan terhadap keadaan sosial tersebut dapat dicapai dengan menerapkan pendekatan Triple Buttom Line (TBL).
Secara singkat TBL adalah konsep yang berhubungan dengan tiga unsur penting dalam kehidupan yaitu, masyarakat, lingkungan dan keuntungan.
Dalam rangka mewujudkan transformasi Net Zero Carbon di Indonesia, lanjut dia, BPOM mengambil langkah melalui inisiatif penanaman mangrove yang secara serentak di laksanakan di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan iklim di Indonesia maupun dunia.

“BPOM selalu melibatkan kelompok masyarakat yang disertai edukasi pentingnya fungsi ekosistem mangrove sehingga di harapkan timbul kesadaran serta kepedulian untuk menjaga dan melestarikan kawasan mangrove demi kelestarian sumber daya dan keberlanjutan usaha terutama bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat juga berharap penanaman mangrove dalam rangka mewujudkan transformasi Net Zero Carbon di Indonesia dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan iklim di Indonesia maupun dunia.
Asisten III Setda Provinsi Papua Barat, Otto Parorrongan mewakili Pj. Gubernur Papua Barat saat membuka penanaman mangrove di Telaga Wasti, Sowi IV, mengatakan,Net Zero Carbon adalah kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan di atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu di serap oleh bumi.
Untuk mencapainya diperlukan sebuah transisi dari sebuah sistem energy yang digunakan adalah sistem energy bersih guna mencapai kondisi seimbang antara aktifitas manusia dengan keseimbangan alam.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap keadaan sosial dan lingkungannya yang mana hal tersebut dapat di capai dengan menerapkan pendekatan Triple Buttom Line (BTL).
Program Net Zero Carbon akan mendukung program pemerintah Indonesia guna mewujudkan komitmen Net Zero Carbon. Oleh karenanya pemerintah sedang menyusun sebuah roadmap untuk merealisasikan Net Zero emision demi menghadapi berbagai tantangan serta resiko perubahan iklim di masa mendatang.
“Kita harap langkah inisiatif BPOM melakukan penanaman mangrove dalam rangka mewujudkan transformasi Net Zero Carbon di Indonesia dapat memberikan dapat positif bagi lingkungan dan iklim di Indonesia maupun dunia,” tandasnya. [AND-R3]