Manokwari, TABURAPOS.CO – Tokoh agama di wilayah Papua Barat diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga kesejukan dan menciptakan kedamaian di kehidupan masyarakat dalam menghadapi Pemilu 2024.
Sebaliknya, jangan sampai tokoh agama menciptakan kegaduhan karena memberikan dukungan terhadap salah satu calon sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat yang bisa berdampak pada tidak harmonisnya hubungan di tempat ibadah. “Akibatnya jemaat yang merasa tidak nyaman akhirnya pindah tempat ibadah dan paling parah jika sampai pindah agama,” ucap Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor dalam acara silaturahmi bersama dengan sejumlah wartawan di salah satu resto di Manokwari, Rabu (15/11) malam.
Luksen mengatakan, menjelang Pemilu 2024 Kanwil Kemenag Papua Barat sudah menyampaikan kepada para tokoh agama untuk tidak menjadikan rumah ibadah sebagai tempat untuk kegiatan kampanye atau politik praktis.
Selain seruan, ungkap Luksen, Kanwil Kemenag juga telah melakukan penandatanganan pakta integritas dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Barat terkait penggunaan rumah ibadah supaya tidak dijadikan sebagai tempat kampanye.

“Dengan demikian semua pihak terutama tokoh agama bertanggung jawab menjaga rumah ibadah agar tidak dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan politik praktis untuk mendukung calon tertentu. Para pendeta dan ustads jangan jadikan rumah ibadah untuk kampanye dan politik praktis. Di depan pendeta saya pernah sampaikan jangan sampai karena pesta demokrasi satu gereja tersinggung akhirnya bangun gereja baru. Paling parah kalau sampai pindah agama,” kata Luksen.
Menurutnya, rumah ibadah adalah tempat untuk kedamaian bagi umat. Oleh karena itu seorang pemuka agama, baik itu pendeta maupun ustadz tidak boleh mendoakan satu calon saja, dan lupa mendoakan umat yang ada.
“Jadi kalau pindah gereja mungkin report tapi lebih repot lagi kalau pindah agama dan bermusuhan. Ini yang kita wanti-wanti jangan sampai terjadi. Kita harap kita semua bersama-sama menjaga daerah ini,” ajak Luksen.
Luksen meminta agar roh dan marwah suatu rumah ibadah dijaga secara bersama-sama terutama pemuka agama. Oleh karena itu semua pihak memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjaga hal tersebut.
“Roh dan Marwah rumah ibadah harus dijaga. Jangan bawa bantuan ke rumah ibadah karena warga ke tempat ibadah untuk ibadah. Saya ingatkan terus di depan pemuka agama dan pendeta bahwa tanggung jawab mereka menjaga rumah ibadah. Kita punya pengalaman kami beribadah satu gereja setelah Pemilu saya sudah tidak ketemu lagi di gereja ternyata sudah pindah gereja di jemaat lain karena tersinggung,” tukasnya.
Kakanwil Papua Barat ini juga berharap dukungan terutama kepada insan pers untuk ikut menjaga keamanan dan kerukunan antar umat beragama di Papua Barat. [AND-R3]