Manokwari, TABURAPOS.CO – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menggelar pertemuan tahunan 2023, Senin (4/12).
Pertemuan tahunan dipusatkan di Aston Niu Hotel Manokwari, dengan sorotan tema sinergi memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi di nasional.
“Pertemuan ini merupakan pertemuan tertinggi yang dirancang untuk memaparkan tentang sinergitas dan kolaborasi di bangsa ini yang telah dilakukan. Karena capaian yang telah diraih merupakan hasil kerja bersama semua stakeholder,” tutur Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy dalam sambutannya.
Tamawiwy mengungkapkan, sinergitas, kolaborasi tetap harus berjalan untuk mencapai suatu tujuan yaitu memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi di nasional.
Menurutnya, banyak capaian yang telah diraih bersama tentang perkembangan ekonomi di Papua Barat. Salah satunya, menjaga inflasi daerah tetap terjaga meskipun ada peningkatan, menumbuhkan gerakan cinta pangan lokal, melaksanakan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan sampai memberikan bantuan dan pembinaan bagi para petani.
Begitu juga dari sisi perbankan, selalu menjaga pendistribusian uang kepada masyarakat melalui kredit usaha.
“Sepanjang kita ada di tanah Papua Barat, kita harus sinergitas setiap waktu, termasuk melihat prospek perekonomian ke depannya,” tuturnya.

BI Papua Barat, kata Rommy, memproyeksikan ekonomi Papua Barat pada 2024 tumbuh 5 persen hingga 5,8 persen secara tahunan atau yoy dan inflasi stabil di angka 2,5 plus minus 1 persen secara yoy.
Rommy mengungkap, kondisi pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun ini menunjukkan tren positif sebesar 3,5 sampai 4,3 persen secara yoy.
“Kondisi ekonomi Papua Barat tahun 2023 menunjukkan tren positif di kisaran angka 3,5 persen hingga 4,3 persen dan tahun 2024 kita proyeksikan tumbuh hingga 5,8 persen,” tutur Rommy.
Sementara, Inflasi Papua Barat hingga Oktober 2023 terjaga dalam rentang sasaran nasional 3 persen plus minus 1 persen yoy.
Meski demikan, Inflasi Papua Barat masih cukup tinggi jika dibandingkan inflasi di provinsi lain di Sulampua. Kelompok transportasi udara menjadi penyumbang tertinggi inflasi Papua Barat.
“Begitu juga inflasi, kalau sasaran tahun 2023 di 3 plus minus 1, maka tahun 2024 2,5 plus minus 1. Dengan semangat kita semua, kita optimis bisa mewujudkan itu,” kata Rommy.
Rommy mengatakan, untuk mengendalikan inflasi tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi, melainkan membutuhkan sinergi, kolaborasi seluruh stakeholder di daerah ini.
Berbagai program sinergi dan kolaborasi BI bersama pemerintah daerah dengan melakukan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan sepanjang 2023 untuk menahan laju inflasi pangan.
Rommy menambahkan, Bank Indonesia optimis perekonomian mampu tumbuh meski ekonomi global melambat karena berbagai ketidakpastian.
Pada 2024, bauran kebijakan Bank Indonesia akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional, terutama memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari dampak gejolak global.
“Arah kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2024 tetap difokuskan pada tercapainya sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah agar gejolak global tidak mengganggu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Sementara Plt. Sekda Papua Barat, Yacob Fonataba mengatakan, dunia tengah dihadapkan pada tantangan dan ketidakpastian yang tinggi dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Dimana, pemulihan pascapandemi, dilanjutkan dengan memanasnya perkembangan geopolitik, menciptakan tingkat ketidakpastian yang memerlukan upaya bersama dan strategi kolaboratif untuk melewatinya dengan sukses.
“Di tengah tantangan itu, kolaborasi antara bank sentral dan pemerintah serta instansi lain memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Setiap keputusan kebijakan harus mengedepankan aspek kolaborasi antarseluruh pihak untuk memastikan pembangunan yang inklusif dan berdampak luas,” ungkapnya.
Ia mengajak, menghadapi tantangan ke depan, sinergitas, koordinasi, kolaborasi dan komunikasi yang efektif dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat guna mewujudkan visi bersama yaitu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi semua masyarakat di tanah Papua Barat.
Pertemuan tahunan ini turut mengundang perbankan dan mitra penggerak ekonomi KPw BI Papua Barat. [SDR-R1]